Pertanianku – Tomat merupakan sayuran yang sudah sangat populer dan banyak digunakan untuk bahan baku masakan. Cara budidaya tomat yang dapat berbuah sepanjang tahun ini terbilang cukup mudah. Namun, bagaimana kendala pada budidaya tomat ketika musim hujan agar tidak memengaruhi produktivitas hasil panen?
Satria Bramanto, Manajer Pengembangan Bisnis Sayuran PT Syngenta, mengatakan, ketika musim hujan tiba, beragam penyakit dapat menyerang tanaman sayur-mayur ataupun buah-buahan. Jika tidak ditangani secara serius sejak dini, petani hanya akan menuai kerugian akibat matinya tanaman.
Terdapat cara yang bisa dilakukan guna memaksimalkan peluang laba budidaya tomat ketika musim penghujan, yakni dengan melakukan proteksi terhadap tanaman supaya tangguh menghadapi penyakit busuk batang dan layu fusarium yang kerap dan sewaktu-waktu dapat menyerang. Pekebun dianjurkan melakukan perlindungan dengan memanfaatkan berbagai jenis pestisida.
Senada dengan apa yang diucapkan oleh Satria, Iswadi Prasetyo, Specialist Vegetables Corp PT Syngenta, menambahkan, langkah tersebut sangat perlu dilakukan.
“Budidaya harus dilakukan secara intensif. Pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati harus diterapkan,” jelasnya.
Jurus pertama yang harus dikeluarkan adalah membuat ‘stamina’ tanaman tomat prima. Hal itu akan terpenuhi jika pasokan hara cukup.
Iswadi pun merekomendasikan kombinasi pupuk organik dan kimia, yakni pupuk dasar berupa 4 ton pupuk kandang, 40 kg karbofuran, dan 4—5 ton dolomit untuk 1 hektare lahan. Pada masa vegetatif, pekebun harus menggunakan pupuk yang mengandung nitrogen dan fusfat tinggi. Ketika tanaman mulai berbuah, tambahkan pupuk kalium. Pemupukan dilakukan setiap 10 hari ketika masa vegetatif dan tambahkan setiap 15 hari ketika masa generatif.
“Di luar itu, lakukan controlling setiap habis hujan, bersihkan daun tomat dari tetesan air hujan dengan cara disemprotkan insektisida,” tutur Iswadi.