Pertanianku – Sistem budi daya bandeng secara intensif dilakukan dengan cara menambah kedalaman tambak menjadi 1—2 m. Area petak tambak minimal sekitar 1 ha dan tujuannya untuk memudahkan pengelolaan. Padat tebar dibuat menjadi 3—5 kali dari budi daya tambak tradisional, yaitu sekitar 25.000 ekor/ha. Pada metode tambak intensif ini, diperlukan adanya suplai udara tambahan berupa kincir dan mesin pemberian pakan otomatis. Produksi tambak bandeng dengan metode intensif ini bisa mencapai 8.000—10.000 kg/ha/tahun.
Kendala dalam budi daya bandeng dengan sistem intensif terdapat pada pengolahan kembali lahan tambak seperti awal. Hal itu karena penggunaan pakan komersial (pelet) dengan intensitas yang sangat besar. Selain itu, adanya kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan karena penggunaan bahan-bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhan bandeng, seperti penurunan kualitas air dan tanah dasar tambak. Dengan demikian, perlahan tetapi pasti, lahan tambak akan menjadi tidak produktif sehingga tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Sebenarnya, pemulihan tanah akan terjadi secara alami. Akan tetapi, proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta tergantung dari perbandingan antara jumlah limbah dengan bakteri yang ada. Jika akumulasi jumlah limbah melebihi kemampuan bakteri pengurai, kondisi perairan akan menjadi terganggu dan tentu saja akan merusak sistem budi daya tambak pada siklus-siklus berikutnya. Oleh karena itu, walaupun penerapan sistem budi daya bandeng secara intensif bisa dilakukan, tetap harus disesuaikan dengan daya dukung lahan (carrying capasity) dan tidak harus memaksakan lahan untuk mengejar produksi.
Sumber: Buku Panen Bandeng 50 Hari