Pertanianku — Akhir-akhir ini, beberapa tanaman hias yang jadi primadona di Thailand seperti gymnocalycium, euphorbia franncoisi, seri variegata dan beberapa tanaman berbonggol.

Sepanjang 2017, kaktus gymnocalycium menjadi tanaman paling moncer di Thailand. Hal itu terlihat di setiap kontes yang diselenggarakan komunitas Cactus and Succulent Club Thailand.
Dikutip dari Majalah Trubus, pada Cactus and Succulent Fair 11 yang terselenggara di mall Nine, Bangkok, jumlah peserta di kelas gymnocalycium mncapai 100 peserta. Adapun di kelas lain seperti astrophytum, euphorbia, dan sukulen hanya diikuti sekitar 50 peserta.
Jenis tanaman lain yang cukup ramai di pasaran Thailand ialah euphorbia francioisii. Euphorbia itu disukai karena daunnya yang indah. Pada awal kemunculannya beberapa tahun silam, daun francioisii tirus hanya 1—2 sentimeter.
Namun, seiring dengan banyaknya persilangan yang dilakukan, daun franco (sebutan E. francioisii) lebarnya mencapai 4—6 sentimeter bahkan. hampir bulat. Urat-urat daun pun kian tebal sehingga meningkatkan keindahan euphoribia daun itu.
Seorang pakar tanaman hias dari Kasetsart University, Surawit Wannakrairoj, Ph.D. mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan suatu saat francioisii memiliki daun dan bunga yang indah karena para pehobi melakukan persilangan antara euphorbia bunga dan euphorbia daun.
Selain kaktus, sukulen berbonggol tetap menjadi salah satu primadona tanaman hias di Thailand. Menurut pehobi sukulen di Bangkok, Cherry Phongsan Keeratikiat, penggemar sukulen berkaudeks cukup banyak di Tahiland. Sayangnya, sukulen berkaudeks tidak dapat diperbanyak secara vegetatif, tetapi generatif.
Oleh sebab itu, pertumbuhannya lambat. Untuk mencapai bonggol ukuran 5 sentimeter saja memerlukan waktu hingga 5 tahun. Contohnya, Raphionacme sp koleksi Cherry yang berumur sekitar lebih dari 50 tahun, memiliki ukuran bonggol tidak lebih dari 30 sentimeter.
Karena tidak sabar menunggu pertumbuhan tanaman hingga menjadi dewasa, ia mendatangkan tanaman gurun itu dari Meksiko, Suriname, dan negara lain di Amerika Latin. Karena jumlahnya terbatas, tanaman itu menjadi buruan kolektor sukulen.
Menurut Cherry, sukulen berbonggol kecil kurang diminati konsumen. Oleh sebab itu, penggemar sukulen umumnya kolektor bukan hobiis, mereka biasanya memajang koleksinya di apartemen.