Tanaman Melinjo, Serbaguna dan Bernilai Ekonomi

Pertanianku — Indonesia kaya akan keragaman kuliner, di antaranya sayur asem dan emping. Bahan utama untuk membuat kedua makanan tersebut ialah tanaman melinjo. Melinjo berasal dari keluarga gymnosperma atau tanaman berbiji terbuka.

tanaman melinjo
Foto: Google Image

Disinyalir, emping melinjo yang umum dikonsumsi oleh orang Indonesia dianggap sebagai salah satu penyebab penyakit asam urat karena senyawa purin yang terkandung di dalamnya.

Penyakit asam urat sendiri merupakan kondisi penumpukan kristal asam urat pada persendian. Penumpukan tersebut terjadi karena produksi asam urat berlebih atau kurang optimalnya ekskresi asam urat sebagai produk katabolisme purin. Sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi.

Namun berdasarkan sumber yang didapat pada laman Sainsindonesia.co.id, menyebutkan bahwa melinjo justru anti-asam urat. Khasiat itu bukan terdapat dalam daging buahnya.

Senyawa metabolit sekunder pada kulit melinjo mampu menghambat kinerja xantin oksidase pada asam urat (gout). Xantin oksidase adalah enzim pensintesis asam urat. Kandungan ini juga ditemukan dalam allopurinol, obat penurun asam urat yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Keistimewaan dari melinjo adalah tanaman ini dapat menjadi tanaman serbaguna yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hampir seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan. Daun muda (disebut dengan daun so), bunga (disebut dengan kroto), dan kulit biji tua dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang cukup populer, yaitu “sayur asem”.

Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain karbohidrat, juga mengandung lemak, protein, mineral, dan vitamin.

Melinjo menghasilkan senyawa anti-oksidan yang tinggi setara dengan vitamin C, selain itu ditemukan adanya senyawa alkaloid, saponin, purina, flavonoid, fenol dan karotenoid. Kulit buah dan buah melinjo mengandung karotenoid (pro vitamin A) sebanyak 1000 SI dan vitamin C sebanyak 100 mg.

Selain potensi yang terdapat pada bidang kuliner, bagian kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Hebatnya lagi estrak dari kulit buah melinjo merah berpotensi dikembangkan sebagai zat warna alami pada lipstik.

Mengingat prospeknya yang cukup cerah di bidang agrobisnis, usaha pengembangannya pun dapat dilakukan secara generatif ataupun vegetatif seperti cangkok, setek, dan sambung pucuk.