Pertanianku — Indonesia memiliki kekayaan flora yang tiada tara. Tanaman tersebut memiliki banyak manfaat ganda, seperti tanaman hias atau pangan, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal. Tak hanya itu, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan memberikan fakta lain bahwa ada beberapa tanaman dapat menghasilkan bahan bakar nabati.

Berikut ini beberapa jenis tanaman yang bisa menghasilkan bahan bakar nabati yang dirilis oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Wijen (Semamum indicum L.)
Biji wijen biasa digunakan sebagai campuran makanan memiliki kadar minyak sebesar 45—55 persen. Minyak wijen dapat berpotensi menghasilkan biofuel dengan proses transesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel.
Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco)
Kemiri sunan sudah dapat dipanen setelah pohon berumur lebih dari 10 tahun, hasil panen yang didapat sebesar 250 kg/pohon/hektare. Dari 25 ton biji dapat menghasilkan sekitar 9.805 liter minyak kasar yang bisa diolah kembali menjadi bahan bakar nabati.
Kelapa (Cocos nucifera L)
Daging buah kelapa menjadi salah satu sumber bahan bakar nabati yang sudah diolah menjadi cocodiesel. Bahan bakar tersebut bisa langsung digunakan atau dicampur dengan solar. Perkebunan kelapa dapat menghasilkan gula kelapa hingga 19 ton/hektare/tahun atau setara dengan 12,9m3 bioetanol/hektare/tahun. Sementara itu, bagian air kelapa dapat diubah menjadi bioethanol melalui proses fermentasi, destilasi, dan dehidrasi.
Aren (Arenga pinnata)
Produksi aren di Indonesia terbilang cukup tinggi, pohon yang sudah berumur 6—12 tahun dapat menghasilkan sekitar 8—22 liter/pohon/hari. Tiap 20—25 liter nira aren segar dapat menghasilkan 1 liter etanol dengan kadar alkohol sebanyak 70—90 persen.
Bunga matahari (Helianthus annus L.)
Bunga matahari sudah bisa dipanen pada umur 120 hari setelah tanam. Produksi rata-rata bunga matahari mencapai 2,2 ton/hektare. Satu bunga matahari memiliki kadar minyak sebanyak 25—50 persen dan bisa diolah kembali menjadi bahan bakar.
Kesambi (Schleichera oleosa Merr)
Daging biji kesambi mengandung minyak sebanyak 70 persen. Namun, tanaman ini belum banyak dibudidayakan secara intensif di Indonesia.
Sagu (Metroxylon spp.)
Perkebunan yang dapat menghasilkan sagu hingga 15 ton/hektare/tahun mampu menghasilkan 7,5 kilo liter bioethanol. Sagu-sagu tersebut harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu.