Pertanianku — Indonesia memiliki kekayaan rempah yang sudah menjadi ciri khas. Tanaman rempah tersebut bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan karena dapat menghasilkan berbagai macam produk turunan bernilai ekonomis. Berikut ini beberapa tanaman rempah yang bisa menjadi sumber penghasilan bagi Anda.

Kemiri
Pemeliharaan pohon kemiri tidak begitu sulit dan pohonnya sudah dikenal bisa mencegah erosi, pengaturan tata air, dan sering digunakan untuk reboisasi. Kemiri diduga berasal dari Maluku, Cina Selatan dan Indocina, serta Jepang. Kemiri merupakan pohon besar yang bisa tumbuh hingga 25—40 meter, berbatang tebal dan memiliki tunas muda yang rapat oleh bulu.
Bukan hanya kemirinya yang bernilai ekonomi, melainkan kayu pohon kemiri juga bernilai ekonomi karena sering digunakan sebagai bahan baku kontainer, lemari, peti kemas, korek api, pulp, dan vinir kayu lapis. Buah kemiri yang dihasilkan juga bisa dibuat menjadi minyak kemiri yang dibutuhkan dalam industri kosmetika, cat, sabun, dan obat.
Lada
Lada atau merica merupakan komoditas ekspor yang paling tua bagi Indonesia. Lada hitam dihasilkan dari cara memeram buah yang baru dipanen selama 2—3 hari dengan air panas. Proses tersebut dapat membuat kulit buah berwarna kehitaman. Selanjutnya, jemur buah hingga kering.
Untuk mendapatkan lada putih, rendam biji dalam air mengalir, lalu kupas kulitnya dengan cara diinjak-injak. Cuci buah lada dan jemur hingga kering.
Kayu manis
Kayu manis merupakan tanaman hutan, saat ini produk turunan dari pohon kayu manis sering digunakan sebagai bahan baku beberapa industri. Oleh karena itu, kayu manis merupakan tanaman yang berpotensial untuk dikembangkan. Pasalnya, tidak hanya kulit kayu yang bisa dimanfaatkan, tetapi minyak atsiri yang dihasilkan dari pohon ini juga bisa dimanfaatkan.
Selain itu, ada banyak produk lainnya yang bernilai ekonomis, seperti oleoresin kayu manis dan bubuk kayu manis.
Pala
Benih dan fuli pala adalah bagian penting dari tanaman ini karena bernilai ekonomi. Dalam satu pohon, fuli pala yang bisa dihasilkan sebanyak 15 persen dari total produksi pala, dan fuli merupakan bagian tanaman bernilai jual lebih mahal.
Komoditas pala Indonesia memang sudah sejak dahulu terkenal bernilai mahal. Namun, saat ini produksi pala dalam negeri sendiri semakin berkurang karena bersaing dengan komoditas rempah lainnya.