Pertanianku — Beragam jenis jeruk beredar di pasaran. Jenis-jenis jeruk tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Kriteria penilaian kualitas jeruk biasanya dinilai mulai dari rasa, ada tidaknya biji, warna, hingga kandungan air. Salah satu jeruk unggulan yang belum banyak diketahui adalah jeruk dekopon yaitu jeruk manis tanpa biji.

Jeruk dekopon berasal dari Jepang. Kini, buah ini sudah diekspor ke berbagai negara di dunia. Saking luasnya persebaran jeruk ini, ia memiliki banyak nama. Di Brazil, jeruk dekopon disebut kinsei. Penikmat jeruk dekopon di Amerika Serikat menyebut jeruk ini sebagai jeruk sumo. Di Korea Selatan, jeruk ini dijuluki halobong.
Di Indonesia, penamaan dekopon berawal dari nama merek dagang untuk jeruk yang satu ini. Jeruk ini berasal dari Kumamoto, Jepang. Namun karena sudah sering dijuluki demikian, jadilah nama jeruk dekopon lebih terkenal daripada pemulianya.
Di Jepang, jeruk dekopon pertama kali dikembangkan pada 1972. Jeruk ini didapatkan dari persilangan jeruk ponkam dan kiyomi. Harga yang dipatok lumayan tinggi. Minat yang tinggi ini datang karena berbagai keunggulan jeruk dekopon yang manis, berbentuk unik, dan tanpa biji.
Kemunculan jeruk dekopon di Indonesia baru dikenal beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada 2014. Panen pertama dilakukan di Desa Lebak Muncang, Ciwidey, Bandung. Karena sudah dapat dibudidayakan di Indonesia, peluang berjualan jeruk dekopon pun semakin lebar.
Satu pohon jeruk dekopon dapat menghasilkan 15—25 kilogram dalam sekali panen. Jeruk ini banyak diburu konsumen karena berbagai kelebihannya. Oleh karena itu, petani pun menyukai membudidayakan jeruk dekopon.
Jeruk dekopon memiliki warna khas hingga menyala. Rasanya yang manis asam membuatnya banyak dicari. Selain itu, jeruk dekopon tidak berbiji. Ukuran jeruk ini juga dapat mencapai ukuran besar, yakni hingga 1 kilogram per buahnya.
Ciri khas buah jeruk dekopon adalah pangkal buahnya yang menyembul. Penampakan jeruk ini hampir mirip dengan buah pir. Petani menyukai jeruk ini karena buahnya yang besar dan harganya yang di atas harga jeruk rata-rata. Selain itu, jeruk dekopon belum memiliki hama dan penyakit sebanyak jenis jeruk budidaya lainnya. Jeruk dekopon cocok ditanam di dataran tinggi dengan suhu lingkungan yang rendah dan sejuk.