Taukah Kalian Bahwa Permintaan Daging Kelinci Sangat Tinggi?

Pertanianku – Bila Anda penggemar hewan kelinci, bisa dikatakan Anda adalah orang yang beruntung. Karena, jika sebelumnya pemeliharaan kelinci hanya bertujuan sebagai hewan peliharaan dan hias, kini pemeliharaan kelinci lebih bertujuan untuk bisnis.

Tingginya Permintaan Daging Kelinci

Kini, permintaan kelinci terus meningkat, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk dipotong. Beberapa pesanan daging kelinci datang dari rumah makan atau swalayan. Sate kelinci, gulai kelinci, kelinci panggang, sop kelinci, dan kelinci goreng merupakan menu andalan yang sering disajikan di restoran-restoran yang menjajakan daging kelinci.

Sayangnya, peternak kelinci belum sanggup memenuhi permintaan itu karena kapasitas peternak yang masih terbatas. Sebagai gambaran, seekor bibit kelinci impor dihargai Rp150.000—200.000. Harga kelinci berukuran induk berkisar Rp250.000—500.000 ribu per ekor. Seekor kelinci lokal laku seharga Rp30.000, sedangkan daging kelinci potong dijual seharga Rp9.000—10.000 per ekor. Selain impor, bibit lokal berkualitas juga sudah mulai marak dibudidayakan. Hal ini dilakukan agar kelinci yang dihasilkan lebih bermutu dan bisa dilestarikan.

Kelinci potong yang banyak dipelihara peternak adalah jenis flemish giant dan english spot. Kelinci new zealand white yang telah lama dikenal sebagai kelinci percobaan dalam dunia farmasi dan kedokteran pun kini dikategorikan sebagai kelinci potong. Selain daging, peternak bisa menjual kotoran dan urin kelinci. Pupuk kotoran kelinci paling banyak dicari petani salak, seperti di Sleman, Yogyakarta, karena bagus untuk tanaman buah. Harga pupuk kotoran kelinci mencapai Rp7.500/kg, sedangkan urinnya Rp5.000/l. Seratus ekor kelinci menghasilkan 25 kg kotoran basah per hari. Urin atau air seni dapat digunakan sebagai cairan pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk tanaman, seperti tanaman anggrek dan pembasmi penyakit di daun.

 

Sumber: Buku Kelinci Potong