Teknik Inokulasi Rhizobium untuk Tingkatkan Produksi Kedelai

Pertanianku — Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan sebagai bahan pangan, pakan, ataupun bahan baku industri pangan. Kendati demikian, produksi kedelai di Indonesia belum mencukupi kebutuhan tersebut. Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan teknik inokulasi rhizobium.

teknik inokulasi rhizobium
Foto: Pixabay

Bakteri Rhizobium telah lama digunakan sebagai pupuk hayati terhadap tanaman kacang-kacangan karena dapat membentuk bintil akar sehingga dapat mengikat nitrogen bebas. Secara umum, inokulasi dilakukan dengan memberikan biakan Rhizobium ke dalam tanah agar bakteri ini berasosiasi dengan tanaman kedelai mengikat N2 bebas dari udara.

Tanah bekas ditanami kacang-kacangan biasanya diambil sebagai bahan inokulan yang mengandung bakteri Rhizobium. Jika tanah tersebut digunakan kembali untuk tanaman kedelai berikutnya, pertumbuhan kedelai akan lebih baik. Bintil akar akan mulai terbentuk sekitar 15—20 hari setelah tanam. Sementara, pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai bakteri Rhizobium tidak terdapat dalam tanah sehingga bintil akar tidak terbentuk.

Dewasa ini, inokulasi dapat dilakukan dengan bahan penular bakteri Rhizobium di antaranya Legin, Nitragin, Rhizobium japonicum, Rhizobium leguminosarum, dan lain-lain. Bahan inkulum tersebut mengandung biakan bakteri Rhizobium yang berfungsi sebagai pengikat nitrogen udara karena adanya proses simbiosa bakteri dan tanaman.

Pada lahan yang sudah sering ditanami kedeiai atau pada tanah yang subur, benih sumber tidak perlu diperlakukan dengan inokulasi Rhizobium karena Rhizobium akan menjadi kurang efektif untuk mengikat nitrogen. Inokulasi Rhizobium sangat diperlukan dalam budidaya tanaman kedelai di lahan baru yang belum pernah ditanami kedelai.

Praktek inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.

Inokulasi dengan menggunakan tanah

Prosedur kerja inokulasi lahan dimulai dengan menyediakan tanah bekas pertanaman kedelai sebanyak 0,3—0,4 ton untuk setiap hektare lahan pertanaman. Inokulum tanah tersebut disebarkan secara merata pada permukaan tanah yang telah diolah. Kemudian diaduk atau dicangkul hingga rata.

Sementara, prosedur kerja inokulasi benih kedelai, yaitu tanah inokulum ditumbuk hingga halus. Biji kedelai dibasahi dengan air secukupnya, kemudian dicampur dengan tanah inokulum. Untuk 50 kg benih, diperlukan sekitar 5 kg tanah inokulum. Biji yang telah dicampur dengan inokulum kemudian ditanam di lahan.

Inokulasi bertahap alami

Lahan yang direncanakan akan digunakan untuk pertanaman kedelai terlebih dahulu ditanami kedelai beberapa kali secara berturut-turut. Bakteri Rhizobium akan berkembang di dalam tanah, semakin lama semakin banyak, ditandai dengan semakin banyaknya bintil akar pada akar tanaman kedelai.

Inokulasi dengan biakan murni Rhizobium

Siapkan benih kedelai yang akan ditanam dan inokulum kedelai, dibasahi dengan air secukupnya, dan dicampur hingga rata. Setiap kilogram benih dicampur dengan 7,5 g inokulum biakan murni.