Teknik Jitu Mengendalikan Penyakit Busuk pada Kakao

Pertanianku – Kakao merupakan salah satu tanaman industri yang dapat diolah menjadi cokelat. Di Indonesia sendiri kebun kakao sangat banyak. Salah satu daerah yang banyak ditumbuhi kakao adalah Lampung.

teknik-jitu-mengendalikan-penyakit-busuk-pada-kakao

Kebanyakan kakao dibudidayakan skala indutri. Indonesia juga salah satu negara yang selalu mengeksor kakao karena produksinya sangat banyak. Namun, sebenarnya kakao sangat rentan terserang penyakit.

Dalam proses budidayanya, masih banyak sekali hambatan yang mungkin dapat memperlambat pertumbuhan dan produksi tanaman. Salah satunya, yaitu yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit busuk buah, penyakit jamur akar, ataupun penyakit kanker pada batang.

Penyakit yang menyerang kakao yang sangat ditakutkan oleh petani kakao adalah penyakit busuk buah karena penyakit ini akan menurunkan jumlah produksi buah kakao sehingga kerugian yang akan diterima akan besar dan tinggi. Oleh karena itu, dalam proses budidaya kakao perlu diperhatikan pengendalian penyakit busuk pada buah kakao. Namun, tak perlu khawatir, Anda masih bisa menghindarkan tanaman kakao dari berbagai serangan penyakit. Berikut teknik jitu mengendalikan penyakit busuk pada kakao.

Gejala serangan penyakit busuk buah

Perlu diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Phytoptora palmivora. Infeksi ini dapat terjadi pada buah yang masih muda hingga buah yang siap panen atau petik.

Gejala serangan yang terjadi pada buah kakao ditandai dengan bercak cokelat pada permukaan buah kakao. Hal ini biasanya terjadi pada ujung atau pangkal buah yang lembap atau basah. Kemudian, bercak semakin membesar dan menutupi semua bagian permukaan buah kakao akan tampak miselium dan spora jamur berwarna putih. Miselium dan spora inilah yang akan menjadi alat reproduksi P. palmivora.

Penyebaran dan penularan

Penyakit busuk ini menjangkiti semua areal penanaman kakao yang ada di Indonesia. Bahkan, menurut penelitian yang dilakukan, diketahui penyebarannya telah merambah ke negara-negara penghasil kakao selain Indonesia seperti Ghana, Pantai Gading, Malaysia, dan Srilanka serta negara lainnya. Penyebaran penyakit ini terbilang sangat cepat. Hal ini mungkin disebabkan oleh bantuan angin. Spora cendawan P. palmivora mungkin juga bisa terbawa oleh manusia.

Selain dengan bantuan angin dan manusia, penyebaran dan penularan penyakit busuk ini dapat terjadi karena bantuan hewan seperti semut hitam, tupai, bekicot, serta hewan yang hidup di area perkebunan buah kakao. Sementara itu, dalam proses penularannya dapat terjadi apabila buah yang sakit tersentuh buah yang sehat.

Cara pengendalian:

Untuk meminimalkan serangan penyakit busuk pada buah kakao ini, beberapa tindakan pengendalian berikut bisa dilakukan oleh para petani kakao.

Yang paling diperhatikan, yaitu menggunakan klon unggul yang tahan penyakit busuk buah kakao seperti DRC 16, ICS 6, DR 1 x Sca 12, DRC 16 x Sca 6 atau DRC 16 x Sca 12.

Menjaga suhu di area perkebunan kakao, dengan cara jangan terlalu dekat menanam tanaman pelindung sehingga sinar matahari bisa masuk pada sela-sela tanaman kakao sehingga kelembapan dapat terjaga dengan baik.

Selain itu, selalu menjaga kelembapan dan suhu serta melakukan pemangkasan ranting tanaman kakao secara rutin.

Lakukan juga penyemprotan agen hayati seperti Trichoderma spp dengan dosis 200 gram per liter sebagai upaya pencegahan datangnya penyakit busuk pada buah. Hal ini dilakukan pada buah kakao yang sehat.

Gunakan fungisida kontak berbahan aktif tembaga kurang lebih 0,3% saat tingkat serangan sudah mencapai tinggi hingga sangat tinggi.