Pertanianku – Media semai yang Anda gunakan sudah benar dan sangat banyak diterapkan di Indonesia, baik petani cabai hibrida, melon, semangka, maupun tomat. Tentang kualitas benih yang jelek bukanlah masalah (kebetulan Anda mencoba tiga varietas dari tiga perusahaan benih). Mungkin saja hal itu terjadi karena pemeliharaan persemaian kurang benar dan perlu diperbaiki. Hal ini berdasarkan penuturan Anda sendiri bahwa pertumbuhan bibit panjang-panjang, tetapi kurang sehat. Keadaan tersebut berarti bibit kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Cobalah Anda menerapkan teknik pemeliharaan persemaian cabai sebagai berikut.
- Setelah benih disemai, berikan suasana kehangatan dengan menutupkan kain yang selalu lembap ke permukaan persemaian untuk merangsang perkecambahan. Jaga agar kain penutup tersebut senantiasa lembap dengan cara disiram bila mulai agak kering.
- Pada hari ke-4, buka kain penutup. Bila perkecambahan telah muncul maka kain penutup dihilangkan. Sungkup plastic pesemaian jangan dibuka selama enam hari pertama. Sungkup baru mulai dibuka pada hari ke-7 untuk melatih bibit menerima sinar matahari pagi. Pada siang hari mulai pukul 10.30 sungkup ditutup lagi, kemudian dibuka lagi pada sore hari pukul 15.00 dan ditutup lagi pada saat menjelang magrib.
- Siram bibit tersebut setiap hari dengan air secukupnya. Penyiraman jangan terlalu kuat karena akan menyebabkan akar bibit keluar dari media semai.
- Pada umur 16 hari setelah semai, sungkup persemaian mulai dibuka penuh hingga sore hari. Pada umur 21 hari setelah semai, bibit yang telah berdaun 3—4 helai siap ditanam di lapangan.
- Selama pembibitan, penyemprotan pupuk daun tidak diperlukan. Namun, untuk mencegah serangan hama dan penyakit, bibit dapat disemprot insektisida dan fungisida 2—3 hari sebelum pindah tanam ke lapangan. Konsentrasinya adalah separuh dari dosis anjuran.