Pertanianku — Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mengembangkan inovasi untuk mendorong potensi ekonomi subsektor perikanan budidaya. Dalam kunjungannya ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu mengapresiasi keberhasilan BBPBL Lampung dalam menyederhanakan proses pemijahan ikan kerapu yang terkenal kompleks.

“Hari ini saya telah saksikan bahwa tim BBPBL Lampung telah berhasil memijahkan kerapu di KJA yang sebelumnya proses pemijahan cukup kompleks dan membutuhkan investasi yang besar. Sekarang dapat dipijahkan secara alami menggunakan keramba dan jaring hapa, ini suatu terobosan,” papar Tb. Haeru seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
“Dalam arahannya, Pak Menteri selalu mengatakan bahwa sukses tidaknya suatu UPT tidak ditentukan oleh banyaknya ikan yang bisa diproduksi, namun sejauh mana teknologi yang ada dapat dilakukan secara simpel dan mudah sehingga pengaplikasiannya dapat menjangkau hingga pembudidaya level menengah ke bawah,” lanjut Tb. Haeru.
Tb. Haeru menilai teknologi pemijahan yang sudah berhasil dikembangkan oleh BBPBL adalah solusi untuk pembudidaya laut yang tidak memiliki modal besar.
“Teknologi pemijahan kerapu di KJA ini menjadi satu bentuk persembahan KKP bagi masyarakat kelautan dan perikanan, khususnya bagi pembudidaya laut,” ujar Tb. Haeru.
Kepala BBPBL Lampung, Ujang Komarudin, menjelaskan, pada teknologi awal pemijahan kerapu memang membutuhkan investasi yang cukup besar. Investasi tersebut dibutuhkan untuk membuat wadah concrete dengan kedalaman minimal 3 meter dan sumber air yang harus terus mengalir. Modal investasi yang dibutuhkan untuk usaha ini bisa mencapai 200–300 juta rupiah.
“Penyederhanaan teknologi yang kami lakukan, yaitu menggunakan KJA dengan jaring dua lapis dengan jaring berdiameter besar di bagian luar serta jaring khusus yang ukurannya bisa menahan agar telur kerapu tidak lepas keluar. Dengan sistem ini, modal yang diperlukan sekitar 25–30 juta rupiah,” ungkap Ujang.
Ujang menjelaskan, usaha pemijahan kerapu sebetulnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena ikan ini dapat memijah setiap bulan.
“Metode pemijahan menggunakan KJA meminimalisir biaya operasional yang besar seperti pompa dan aerasi secara terus menerus serta mudah untuk diterapkan sehingga pembudidaya pemula pun bisa melakukan pemijahan ikan kerapu ini,” lanjut Ujang.