Teknik Produksi Benih Jagung Manis

Pertanianku – Dalam memproduksi benih jagung manis hibrida, beberapa faktor yang mutlak diperhatikan sebagai berikut.

Teknik Produksi Benih Jagung Manis

1. Pemilihan lokasi yang tepat. Tempat penanaman harus bersih dari benih-benih jagung dan jagung manis lain, bukan daerah endemik hama dan penyakit utama, tanah subur, cukup air, mempunyai sistem irigasi dan drainase yang baik, serta tingkat keseragaman (homogenitas) tanah yang tinggi.

2. Isolasi dari pertanaman jagung manis lainnya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi penyerbukan dari polen yang tidak diinginkan, areal pertanaman produksi benih harus diisolasi dari pertanaman jagung manis lainnya. Ada tiga macam isolasi, yaitu isolasi jarak, isolasi waktu, dan isolasi penghalang fisik.

a) Isolasi jarak. Pada produksi benih F1 hibrida, isolasi jarak dengan pertanaman jagung lainnya minimal 300 m.

b) Isolasi waktu. Pada isolasi ini perbedaan waktu tanam antara pertanaman produksi benih dengan tanaman jagung di sekitarnya minimal 30 hari.

c) Isolasi penghalang fisik. Pada isolasi ini dapat digunakan plastik sebagai penghalang dengan ketinggian 3 m.

Perbandingan jumlah baris antara tanaman galur murni A (sebagai betina) dan galur murni B (sebagai jantan) pada produksi benih F1. Hibrida adalah 2B : 8A atau 1B : 4A, dengan jarak tanam 80 cm x 25 cm.

3. Arah barisan tanaman. Untuk meningkatkan penyebaran polen, arah barisan tanaman galur A dan B dibuat tegak lurus arah angin pada waktu pembungaan.

4. Sinkronisasi pembungaan. Bunga betina pada tanaman betina harus muncul bersamaan dengan munculnya bunga jantan dari tanaman jantan. Jika keduanya ada selisih waktu, misalnya satu minggu maka penanaman keduanya harus dilakukan pada waktu yang berbeda sesuai dengan selisih waktu tersebut.

5. Pemotongan bunga jantan (detasseling). Detasseling adalah pembuangan bunga jantan pada tanaman yang dijadikan betina. Kegiatan ini dilakukan saat bunga jantan akan keluar (sebelum polen pecah) dan sangat menentukan keberhasilan pembentukan F1. Jika tidak dilakukan detasseling maka ada kemungkinan terjadi selfing.

Teknik pemotongan bunga jantan adalah sebagai berikut.

  1. a) Lakukan pembuangan bunga jantan pada tanaman yang dijadikan betina saat tassel baru keluar dan polen belum pecah.
  2. b) Cabut bunga tersebut menggunakan tangan dengan menyertakan maksimal dua daun. Lakukan pada pagi hari.
  3. c) Lakukan detasseling pada semua tanaman betina, jangan sampai ada yang tertinggal agar polennya tidak mencemari tanaman betina lain.
  4. Panen benih. Panen benih dilakukan saat benih sudah matang fisiologis, dicirikan oleh kelobot yang telah kering dan biji telah keriput.

Lakukan pemanenan pada tanaman betina. Pipil benih dari tongkolnya menggunakan tangan atau mesin. Jemur benih tersebut hingga kering, yaitu kadar air sekitar 8%. Simpan benih dalam plastik atau aluminium foil. Untuk jangka waktu lama, simpan benih pada ruangan ber-AC. Teknik produksi benih jagung manis umumnya hampir sama dengan teknik produksi jagung manis secara komersial, walaupun ada beberapa tambahan kebutuhan yang unik untuk memproduksi benih. Pertama, kualitas benih harus lebih baik daripada kualitas biji.

Oleh karena itu, perhatian dan input diberikan dalam sistem produksi benih lebih besar dibandingkan dengan sistem produksi biji. Kedua, kesuburan lahan lebih seragam untuk memudahkan seleksi dan roguing terhadap tipe galur yang menyimpang (offtype). Ketiga, fasilitas pendukung mudah tersedia saat dibutuhkan, seperti tenaga kerja untuk pemotongan bunga jantan (detasseling), perawatan, panen, dan pascapanen.

 

Sumber: Buku Jagung Manis