Pertanianku — Seledri merupakan jenis tanaman herba yang sering dijadikan tambahan bahan masakan dan sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, terutama seledri organik. Lalu, bagaimana cara budidaya seledri organik yang baik dan benar menggunakan polibag?
Usaha budidaya tanaman seledri merupakan salah satu bisnis pertanian yang cocok diterapkan di daerah dataran tinggi sekitar 1.000—1.200 m dpl. Pasalnya, tanaman seledri organik kurang tahan dengan curah hujan yang tinggi sehingga lokasi dan daerah yang dipergunakan haruslah ditentukan dengan sebaik mungkin.
Sementara itu, tanah yang dibutuhkan untuk menerapkan budidaya seledri adalah tanah yang mengandung bahan-bahan organik dan juga gembur dengan tingkat keasaman pH 5,5—6,5. Secara garis besar, ada dua cara yang bisa dipraktikkan untuk menanam seledri, yaitu lewat generatif dan vegetatif.
Perbanyakan generatif cocok dipraktikkan dalam skala luas alias untuk kebutuhan komersial. Sementara, perbanyakan secara vegetatif cocok dilakukan untuk skala rumahan dan bisa dilakukan jika Anda telah memiliki tanaman seledri sebelumnya.
Jika bibit sudah siap dipindahkan, siapkan media tanam yang terdiri atas campuran tanah, arang sekam dan juga kompos yang diayak dengan perbandingan 1:1:1.
Arang sekam dipakai agar porositasnya baik sehingga bobot media tanam lebih ringan dan membuat pot dan polibag lebih mudah dipindahkan. Arang sekam bisa juga diganti menggunakan sekam jerami, padi, atau serbuk gergaji. Pastikan juga media tanam bebas hama dan penyakit.
Anda perlu melakukan penyiraman pagi dan sore secara rutin sampai tanaman berumur 7 hari. Kemudian, frekuensi penyiraman cukup 2—3 kali dalam satu minggu bergantung pada kondisi cuaca. Jangan lupa berikan pupuk organik cair sebagai pupuk susulan yang efektif menutrisi tanaman seledri Anda.
Campurkan 10 ml pupuk cair dengan 1 liter air sebelum digunakan. Dosisnya sekitar 100 ml per polibag dan dilakukan 1—2 minggu sekali. Jika tidak ada pupuk cair, Anda juga bisa menggunakan pupuk kompos, pupuk hayati, atau pupuk kandang sebagai pupuk pengganti.
Biasanya, budidaya seledri organik menggunakan pot atau polibag sangat jarang bermasalah dengan gangguan hama dan penyakit. Namun demikian, beberapa hama yang sering dijumpai pada tanaman herba ini antara lain ulat tanah, kutu, tungau, dan keong. Sementara, penyakit yang sering terjadi antara lain bercak septoria, virus aster yellow, dan juga cercospora.
Agar masalah tersebut tidak menghampiri, pastikanlah pencegahan dilakukan sejak dini dengan memilih benih yang berkualitas, menjaga sanitasi kebun, serta melakukan pemupukan yang baik.