Teknologi Baru Ini Mampu Perpanjang Umur Simpan Buah dan Sayur

Pertanianku — Buah dan sayur merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, buah dan sayur yang telah dipetik tidak akan bertahan lama. Umur simpan buah dan sayur terbatas karena mudah busuk. Perlu usaha ekstra untuk mendistribusikan buah dan sayur agar bisa sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang baik.

foto: istimewa

Namun, Anda tak perlu khawatir, baru-baru ini Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian merilis sebuah teknologi untuk memperpanjang umur simpan buah dan sayur. Teknologi ini memanfaatkan nano zeolit sebagai bahan kemasan buah dan sayur agar lebih tahan lama.

Berdasarkan hasil penelitian, nano zeolit yang digunakan dalam kemasan berhasil memperpanjang umur simpan buah pisang hingga 30 hari, buah salak hingga 40 hari, dan cabai merah hingga 30 hari pada suhu 12—14°C.

Lantas bagaimana cara kerja nano zeolit?

Nano zeolit berperan sebagai zat yang menyerap gas etilen. Gas etilen sendiri dikeluarkan oleh buah dan sayur dalam proses pematangan. Gas ini sekaligus juga akan mempercepat proses pematangan buah lainnya. Jadi, lingkungan yang penuh dengan etilen akan mempercepat proses pematangan buah.

Nano zeolit diperkirakan cukup murah untuk diproduksi secara masal. Karena bahan dasarnya, yaitu zeolit, banyak ditemukan di Indonesia. Zeolit terbaik banyak ditambang di daerah Lampung, Banten, Malang, dan Tasikmalaya. Saat ini harga zeolit hanya berkisar Rp500 per kilogram.

Zeolit memang sudah lama diketahui bisa menyerap gas etilen. Nanoteknologi memungkinkan zeolit untuk dibuat dalam bentuk kemasan. Selain itu, dengan nanoteknologi, efek penyerapan etilen oleh zeolit menjadi berlipat. Dengan demikian, nano zeolit diyakini lebih efesien dibanding zat penyerap etilen lain yang ada di pasaran saat ini.

Efesiensi nano zeolit ini karena partikel zeolit berbentuk partikel yang berukuran sangat kecil. Ukuran partikel kecil membuat luas permukaan zeolit semakin besar. Area persentuhan zeolit dengan gas etilen semakin luas yang pada akhirnya bisa menyerap etilen dengan lebih cepat.

Dengan adanya teknologi ini, pihak Balai berharap bisa membantu menurunkan kehilangan (kerugian/loss) yang diakibatkan oleh pembusukan buah dan sayur saat distribusi. Teknologi ini cukup sederhana dan bisa diproduksi dengan murah. Jadi, sangat membantu terutama dalam perdagangan antarpulau atau ekspor.