Pertanianku — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan inovasi terbaru di bidang pangan yang bernama Purula. Produk ini merupakan makanan kaya nutrisi seperti serat, vitamin, dan mineral yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan gizi di Indonesia.
Noer Laily, periset dari Pusat Teknologi Agroindustri (PTA), menjelaskan, pada webinar yang bertajuk “Riset Teknologi Pangan untuk Mencegah Stunting”, saat ini Indonesia mengalami triple burden malnutrition, yakni suatu kondisi yang bukan hanya kekurangan gizi, melainkan juga mengalami kelebihan dan ketidakseimbangan asupan gizi.
Laily menjabarkan, permasalahan pertama gizi masyarakat di Indonesia adalah kekurangan gizi karena 1 dari 10 balita kurus dan 2–3 dari 10 balita pendek. Permasalahan kedua adalah kelebihan gizi karena 2–3 dari 10 orang dewasa mengalami masalah kegemukan. Terakhir, kekurangan gizi mikro karena 2–3 persen remaja putri mengalami anemia.
Permasalahan kekurangan gizi mikronutrien zat besi juga terjadi pada 48,9 persen ibu hamil dan 22 juta anak-anak di Indonesia.
“Status gizi masyarakat membaik, namun stunting dan anemia tinggi. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia juga masih tinggi,” tutur Laily seperti dilansir dari laman Indonesia.go.id.
Pada webinar tersebut, Laily menampilkan hasil risetnya yang berupa peptide unggul rumput laut atau Purula. Produk ini berupa flakes tabur atau lembaran tipis yang rasanya enak, serta difortifikasi dengan zat-zat gizi untuk meningkatkan asupan zat besi.
Purula mengandung biopeptide dari hidrolisat kedelai dan mampu meningkatkan penyerapan zat gizi. Rumput laut yang digunakan sebagai bahan baku banyak mengandung mikronutrien, serat, dan memiliki cita rasa yang sangat khas. Keunggulan lain dari Purula adalah difortifikasi dengan 10 vitamin dan 2 mineral. Produk ini bisa langsung dikonsumsi dengan cara ditabur ke nasi, mi, bubur, telur, dan roti.
Produk ini dapat membantu masyarakat mencukupi kebutuhan mineral khusus zat besi harian. Di mana zat besi merupakan mikronutrien yang dapat membantu pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi menjadi faktor utama penyebab anemia.