Teknologi Tepat Sae untuk Mendukung Produktivitas Padi di Nganjuk

Pertanianku — Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melaksanakan program Teknologi Padi Produksi Tinggi Spesifikasi Agro-Ekosistem (Tepat Sae). Program tersebut dilakukan di Desa Getas, Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk. Tujuan program tersebut adalah mendukung pencapaian produktivitas padi 10 ton per hektare.

produktivitas padi
foto: Pixabay

Demplot teknologi pertanian yang dilakukan di lahan seluas 5 hektare tersebut melibatkan satu petani kooperator dari Kelompok Tani Margo Utomo dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Subur Sentoso, Kecamatan Tanjung Anom.

Penanggung jawab kegiatan di Jawa Timur, Dr. Cendy Tafakresnanto, M.P., menjelaskan bahwa kondisi lahan tempat pelaksanaan demplot merupakan dataran alluvial yang terbentuk dari bahan endapan sungai. Kondisi tanah netral dengan pH 7,05, kandungan bahan organik sedang, serta mengandung unsur hara makro dan mikro yang tinggi.

Peneliti Balitbangtan, Dr. Zuziana Susanti, menambahkan, lahan demplot yang digunakan merupakan lahan sawah irigasi. Air irigasi berasal dari bendungan Gerak Mrican-Brantas dengan kualitas air irigasi baik.

Plt. Bupati Nganjuk, Marhen Djumadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen.

“Ini adalah wujud Kementerian Pertanian yang bisa ikut langsung mensejahterakan petani, karena apa, ada dua hal paling tidak. Satu, bagaimana meningkatkan produktivitasnya yang bisa 12,8 ton per hektare. Yang kedua, bisa mengurangi operasional dengan adanya penghambat tikus, pagupon untuk burung hantu, ada light trap-nya. Itu kan mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani sehingga apa margin petani bisa lebih tinggi, ini yang diharapkan oleh petani seperti itu,” terang Marhen seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Dr. Yudi Sastro, menegaskan, teknologi yang tengah dikembangkan bertujuan mensinergikan antara varietas unggul baru, kondisi lingkungan dan lahan yang sehat, serta budidaya padi yang presisi.

Yudi menambahkan, tujuan utama dari pengembangan teknologi ini adalah mendukung pencapaian produksi hasil tinggi sesuai dengan genotif varietas padi.

Varietas yang digunakan pada program teknologi ini memiliki keunggulan berupa potensi hasil yang tinggi dan tahan terhadap hama penyakit utama padi. Selain itu, kualitas gabah/beras yang dihasilkan disukai oleh petani. Ada tiga varietas yang digunakan, yakni varietas Mantap, Digdaya, dan Inpari 32.