Pertanianku — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tengah gencar mengembangkan program Kampung Hortikultura untuk meningkatkan ekspor sektor hortikultura. Salah satu upaya yang tengah dilakukan untuk mendukung program Kampung Hortikultura adalah Ultra High Density Plantation (UHDP). UHDP merupakan penanaman dengan sistem jarak tanam rapat.
“Teknologi ini nanti dikembangkan pada masing-masing Kampung Buah mulai 2021. Dari segi pemeliharaan juga dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Teknologi ini nanti akan kami kembangkan di masing-masing Kampung Buah mulai tahun 2021. Insya Allah akan menjadi salah satu terobosan teknologi yang memberikan dampak positif bagi petani manga,” papar Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Sejak 2021, Kementerian Pertanian sudah mengembangkan 1.000 Kampung Hortikultura, di antaranya ada beberapa Kampung Buah yang mengembangkan komoditas buah mangga.
“Salah satu Kampung Buah yang dikembangkan adalah Kampung Mangga. Buah ini memiliki potensi pasar yang bagus, baik dalam negeri maupun ekspor. Data BPS menunjukkan pada 2019 produksi nasional mangga sekitar 2,8 juta ton dengan luas panen sekitar 284 ribu hektare. Disusul pada 2020 produksinya naik 3,19 persen meskipun luas panen menurun menjadi sekitar 264 ribu hectare,” papar Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto.
Dengan penerapan teknologi UHDP, produktivitas per hektare menjadi lebih besar hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, teknologi ini juga dapat meminimalisir kebutuhan air jauh dari kebutuhan pada umumnya.
Salah satu pakar Pusat Kajian Hortikultura Tropika Endang Gunawan menjelaskan bahwa UHDP sudah lama dikembangkan petani di Eropa. Teknologi ini sudah digunakan sejak 1960.
“UHDP ini sebenanrya sudah lama dilakukan petani di Eropa, yakni sekitar tahun 1960. Jadi petani yang biasa tanam dengan jarak konvensional 10 × 10 m, bisa dirapatkan hingga 2 × 3 m. Dengan teknik ini, luasan satu hektare bisa menghasilkan 1.500 pohon. Ini sangat strategis untuk pengembangan mangga dengan keterbatasan lahan yang tersedia,” papar Endang.
Endang menjelaskan ada empat unsur yang memenuhi teknologi UHDP. Keempat unsur ini adalah pemilihan varietas yang dapat ditanam pada lahan rapat, terpenuhinya kebutuhan air, pemupukan dengan sistem fertigasi, dan pemangkasan yang teratur.
Masih dilansir dari laman yang sama, Ketua Kelompok Tani Agrimania, Haji Urip mengatakan bahwa dirinya telah menggunakan teknik UHDP pada tanaman mangga miliknya sejak 2017. Urip menjelaskan dirinya sudah menggunakan jarak tanam sekitar 5 × 5 meter saja untuk meningkatkan populasi menjadi dua kali lipat.