Pertanianku — Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan volume eskpor buah-buah lokal melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Salah satu komoditas buah lokal yang sedang digencarkan adalah salak. Ekspor salak sering mengalami hambatan karena masa simpan buah salak tidak begitu lama.
Melihat kondisi tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sudah melakukan penelitian unutk menghasilkan teknologi penanganan buah salak yang akan diekspor.
“Sebagai lembaga riset di Kementerian Pertanian, kami ikut ditugaskan untuk mendukung aspek-aspek teknologi yang akan mendukung peningkatan ekspor khususnya hortikultura,” ujar Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Prayudi Syamsuri seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Teknologi tersebut diciptakan oleh BB Pascapanen yang bekerja sama dengan mitra eksportir PT Agri Bumindo Cakrawala untuk memperpanjang masa simpan buah dengan hasil yang cukup signifikan.
Selain daya tahan yang sebentar, pelaku ekspor juga sering mengalami kendala pada biaya ekspor. Untuk mensiasati besarnya ongkos ekspor, pihak eksportir mengganti jalur ekspedisi udara dengan laut. Sementara itu, jalur ekspedisi laut membutuhkan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan ekspedisi via udara.
Pelaku eksportir membutuhkan adanya rekayasa teknologi yang bisa membuat buah salak yang diekspor masih tetap segar ketika sampai ke tangan konsumen di negara tujuan.
Menurut Prayudi, seluruh rintangan ekspor tersebut harus diselesaikan bersama-sama oleh berbagai pihak terkait, mulai dari eksportir, pengambil kebijakan, pembina lapangan, petani, dan lain-lain.
“Tidak ada mata rantai yang tidak penting dalam suatu siklus ekspor, semua memberi peran dari benih hingga buah berada di tangan konsumen,” ujar Priyadi.
Peneliti BB Pascapanen, Ira Mulyawanti menjelaskan beberapa jenis teknologi pascapanen yang sudah dikembangkan untuk buah salak, seperti suhu, kelembapan, kemasan, dan hal lain yang dapat memengaruhi umur simpan salak.
Salah satu teknologi yang mampu memperpanjang umur simpan salak adalah Contol Atmosphera Storage (CAS). Teknologi ini merupakan teknik penyimpanan buah dengan memberikan kondisi udara dengan kandungan proporsi O2 dan CO2 yang berbeda dari biasanya. Teknologi tersebut sudah terbukti berhasil meningkatkan daya simpan salak yang semula 5—7 hari menjadi 26 hari dengan tingkat kerusakan di bawah 10 persen.