Tepung Telur, Solusi Jitu Saat Harga Telur Terjun Bebas

Pertanianku — Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ketersediaan ayam terus meningkat setiap tahunnya. Selama empat tahun terakhir, produksi telur rata-rata meningkat sebanyak 1 juta ton tiap tahunnya. Namun, peningkatan tersebut tidak diiringi dengan kondisi harga yang bagus, harga telur masih sering bergejolak, terutama pada hari-hari tertentu.

harga telur
foto: Pertanianku

Harga telur bisa turun drastis saat ketersediaannya melimpah. Kondisi tersebut tentu saja berpotensi menyebabkan peternak ayam petelur merugi karena telur rusak dan membusuk.

Di sisi lain, selama ini Indonesia masih memenuhi kebutuhan tepung telur dengan mengimpor dari India. Berdasarkan data yang dihimpun BPS, impor tepung kuning telur dan putih telur pada 2015 mencapai 1.310,33 ton, volume impor meningkat menjadi 1.785,1 ton pada 2018.

Tepung telur dapat menjadi salah satu alternatif untuk memberikan nilai tambah pada telur saat harganya sedang jatuh atau over produksi.

Kepala Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian (BB Pascapanen), Dr. Prayudi Syamsuri menjelaskan bahwa tepung telur cukup mudah dibuat dan tidak memerlukan teknologi yang rumit.

“Prinsipnya adalah mengeringkan telur sampai kadar air di bawah 10 persen. Alat pengering bisa menggunakan pengering yang sederhana maupun pengeringan dengan oven, pengering tipe rak, drum dryer, dan molen dryer,” papar Prayudi seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Tepung telur dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup panjang, yakni sekitar satu tahun. Penyimpanannya terbilang cukup mudah dan kandungan gizi serta sifat fungsionalnya tetap terjamin serta jangkauan pemasarannya lebih luas.

Pengolahan tepung telur dapat diterapkan oleh UMKM (Usaha kecil Menengah) yang berada di sekitar sentra produksi telur ayam. Pengolahan telur menjadi tepung dapat menjadi pemantik untuk industri pengolahan bagian telur lainnya, seperti cangkang telur menjadi pakan ternak atau pupuk, pengolahan telur ayam afkir, pengolahan limbah ceker ayam dan lain-lain.

Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang bertugas di BB Pascapanen, Dr. Christina Winarti menjelaskan bahwa tepung telur lebih sering digunakan dalam industri roti sebagai substitusi telur karena dinilai lebih praktis dan mudah. Selain itu, karakteristiknya hampir menyerupai telur segar.