Ternyata Ini Alasan Permintaan Jagung yang Tidak ada Matinya

Pertanianku — Jagung dimanfaatkan sebagai bahan pangan untuk manusia. Selain itu, jagung juga dapat diolah menjadi bahan pakan alternatif yang bergizi untuk hewan ternak. Pemanfaatan jagung yang semakin luas membuat industri dan pemintaan jagung semakin besar. Bahkan, pada beberapa waktu terakhir, permintaan jagung pada industri peternakan semakin meningkat.

pemintaan jagung
foto: pertanianku

Permintaan yang besar membuat komoditas jagung semakin potensial untuk dijadikan peluang bisnis. Jagung bukan hanya sebagai bahan pangan orang Indonesia, melainkan sudah menjadi bahan pangan penduduk hampir di seluruh penjuru dunia. Namun, masih sedikit negara yang memasok jagung untuk memenuhi seluruh permintaan dari komoditas jagung di pasar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen jagung di Indonesia pada lima tahun terakhir rata-rata 3,85 juta hektare. Total produksi rata-rata 19,13 juta ton dengan produktivitas 4,97 ton/hektare.

Namun, menurut USDA (United State Department of Agriculture) produksi jagung di Indonesia masih terbilang cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia Pasifik. Lahan yang dimiliki oleh Indonesia terbilang cukup luas, tetapi tingkat produktivitas Indonesia masih kalah dengan Thailand, Vietnam, dan Cina.

Jagung merupakan komoditas yang selalu memiliki permintaan yang cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut USDA, konsumsi jagung di negara Asia Pasifik saat ini 60 persen digunakan untuk pakan ternak, 30 persen untuk pangan manusia, dan 10 persen untuk biofuel. Saat jagung sudah bisa digunakan sebagai bahan biofuel, permintaannya semakin melonjak setiap tahunnya hingga 77 persen.

Di Indonesia, konsumsi jagung sebanyak 55 persen untuk pakan ternak, 30 persen untuk konsumsi manusia, dan 15 persen digunakan untuk beberapa industri yang membutuhkan jagung sebagai salah satu bahan baku dan kebutuhan pemenuhan bibit tanam.

Menurut data yang dirilis oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, produktivitas jagung dalam negeri terus mengalami kenaikan setiap tahun sebesar 5 persen. Namun, permintaan juga terus mengalami kenaikan tiap tahunnya sebesar 12 persen.

Angka permintaan selalu melampaui tingkat produktivitas jagung yang masih rendah. Padahal, permintaan tersebut diperkirakan akan terus meningkat karena makin banyak manfaat jagung yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif.