Pertanianku – Bercocok tanam dengan metode hidroponik memang telah populer sejak beberapa tahun terakhir ini. Bisa dikatakan metode hidroponik adalah bertani ala perkotaan. Masyakarat perkotaan yang memiliki lahan sempit, kini dapat turut bercocok tanam dengan memanfaatkan pendekatan hidroponik.
Pendekatan ini kini kerap dilekatkan dengan istilah “urban farming” atau pertanian di perkotaan. Minimnya lahan di perkotaan membuat pemanfaatan hidroponik menjadi salah satu pilihan. Tidak semata dapat menyediakan sumber makanan dari pekarangan, pendekatan ini juga bisa dimanfaatkan untuk menghias pekarangan rumah.
Pertanian hidroponik menjadi cukup menjanjikan dengan semakin sempitnya lahan pertanian. Meluasnya kebutuhan akan tempat tinggal dan merebaknya perumahan yang menggantikan fungsi lahan pertanian, membuat pendekatan bercocok tanam ini menjadi kian relevan. Berikut ini penjelasan tentang hidroponik.
Hidroponik secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya bercocok tanam dengan memanfaatkan mineral dan air serta dengan mengurangi ketergantungan pada tanah. Konsep ini mengurangi bahkan meniadakan tanah yang umumnya digunakan sebagai media tanam dalam pertanian. Air kemudian menjadi media tanam utama yang menggeser fungsi tanah. Nutrisi berupa mineral kemudian digunakan untuk memberikan asupan kepada tanaman untuk tumbuh.
Fungsi utama tanah yang dominan pada pertanian umumnya juga bisa digantikan dengan media tanam lain. Air menjadi sangat dominan dalam model pertanian ini. Kayu, pasir, ijuk, dan arang adalah beberapa contoh media tanam yang dapat digunakan untuk melengkapi air sebagai elemen utama.
Hidroponik menjadi salah satu terobosan penting dalam pertanian. Model penanaman ini di dunia barat sudah bisa memecahkan persoalan musim yang berbeda. Dengan sistem rumah kaca, sistem ini memungkinkan tanaman tumbuh sepanjang tahun tanpa memerhatikan musim. Sistem pencahayaan hortikultura yang turut berkembang pada pertanian modern cukup membantu penyediaan cahaya yang cukup untuk kebutuhan tanaman.
Lalu, kenapa bercocok tanam dengan metode hidroponik efektif dilakukan?
Tanaman pada prinsipnya membutuhkan asupan untuk tumbuh dan berkembang. Pada pertanian dengan menggunakan tanah sebagai media tanam, tanaman bekerja lebih keras untuk menemukan nutrisi. Akar tanaman perlu menunjam ke dalam tanah terlebih dahulu dan mencari nutrisi.
Pendekatan hidroponik yang mengedepankan fungsi air membantu tanaman untuk menemukan mineral dan asupan lainnya secara lebih mudah. Pada metode ini, akar tanaman berada pada media tanam yang lebih lembap. Pengaturan pH media tanam dan nutrisi secara baik memungkinkan tanaman memperoleh asupan lebih baik dibandingkan dengan pada pertanian yang mengandalkan tanah sebagai media tanam.
Jika Anda menanam tanaman sejenis pada dua media tanam yang sama satu menggunakan hidroponik dan satunya menggunakan tanah, Anda akan dapat segera membedakan hasilnya. Inilah yang menyebabkan pendekatan hidroponik berkembang dan diterima dalam skala yang cukup luas oleh produsen bahan makanan. Mereka tidak membutuhkan pengolahan tanah yang lebih rumit jika menggunakan pendekatan hidroponik.
Apakah media tanam yang digunakan dalam pertanian hidroponik?
Pertanian kovensional menggunakan tanah sebagai media tanam utama. Tanah akan menjadi wadah akar tanaman sekaligus menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Media tanam secara sederhana dapat diartikan sebagai wadah akar tanaman. Berbeda dengan pertanian umumnya, pendekatan hidro memungkinkan penggunaan media selain tanah. Indonesia dengan kekayaan alam memiliki sumber bahan baku media tanam yang beragam. Bahan baku seperti serbuk kayu, sekam, arang, sabut kelapa, pasir, kerikil, dan ijuk adalah beberapa jenis media tanam yang digunakan dalam pertanian hidroponik.