Pertanianku — Hasil panen padi dapat meningkat dapat dilihat dari beberapa faktor seperti genetik, kondisi biotik, dan lingkungan abiotik. Faktor genetik berkaitan dengan kesesuaian varietas yang ditanam. Faktor biotik terkait dengan gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dan, faktor abiotik berhubungan dengan tekanan seleksi akibat dinamika perubahan lingkungan.

Faktor genetik suatu varietas yang memengaruhi hasil gabah meliputi sifat fisiologi, morfologi, dan ketahanan terhadap OPT. Kombinasi antara karakter fisiologi dan morfologi akan membentuk tipe tanaman ideal yang terekspresi dalam sifat morfologi tanaman seperti tinggi tanaman, tipe tiga daun termasuk tiga daun teratas (panjang, ketebalan, bentuk, dan sudut), jumlah malai, panjang dan lebar gabah, berat gabah, serta indeks panen.
Selain ketahanan genetik yang terekspresi secara fisiologi, tipe tanaman ideal dari suatu varietas juga berpotensi memiliki ketahanan fisik dari morfologi tanaman terhadap OPT tertentu. Oleh karena itu, sejak awal perakitan suatu varietas telah diseleksi, baik berdasarkan sifat fisiologi maupun morfologi yang membentuk tipe tanaman ideal sesuai dengan tujuan perakitan.
Serangan OPT sangat berperan besar dalam penurunan hasil gabah. Penggunaan varietas tahan atau toleran merupakan upaya paling efektif dalam mencegah dan menekan serangan OPT.
Penanaman varietas yang memiliki tingkat ketahanan tertentu terhadap suatu penyakit di suatu wilayah berpengaruh nyata terhadap keberadaan dan insidensi penyakit yang muncul melalui infeksi alami. Balitbangtan telah melepas beberapa varietas unggul baru (VUB) padi yang mempunyai ketahanan terhadap OPT.
Inpari 7 Lanrang, Inpari 8 dan Inpari 9 Elo merupakan varietas yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit tungro, sedangkan Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan merupakan beberapa varietas yang tergolong tahan terhadap wereng batang cokelat (WBC).
Selain mempunyai ketahanan terhadap OPT tertentu, beberapa varietas tersebut juga memiliki karakter agronomi unggul dan ketahanan terhadap OPT yang lain.
Faktor abiotik berupa iklim, cuaca, dan kondisi tanah. Perubahan iklim global dan sistem usaha tani yang semakin intensif sangat berpengaruh terhadap perubahan yang sangat dinamis sesuai kondisi agroekologi pertanian.
Terjadinya kekeringan, banjir, kemarau panjang, dan munculnya OPT baru merupakan beberapa fenomena yang dalam dekade terakhir ini menjadi isu penting dalam menghambat peningkatan hasil padi.