Ternyata Ini Penyebab Beras di Indonesia Mahal

Pertanianku – Tingginya harga beras di Indonesia selalu menjadi polemik besar yang belum terselesaikan hingga saat ini. Bahkan, biaya produksi sektor pertanian di Indonesia dari beberapa negara tetangga bisa dikatakan yang paling mahal. Lalu, apa yang membuat harga beras bisa lebih mahal dibanding negara-negara tetangga.

Guru besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, memaparkan biaya produksi padi Indonesia paling tinggi jika dibandingkan dengan negara Asia agraris lainnya, bahkan Cina sekalipun, sehingga menyebabkan beras nasional mahal.

Dilansir dari laporan International Rice Research Institute (IRRI) pada 2016, biaya produksi padi Indonesia mencapai Rp4.079 per kilogram (kg) padi, sedangkan Vietnam lebih rendah 2,5 kali lipat, yakni hanya Rp1.679 per kilogram (kg).

“Biaya produksi per kilogram beras sekitar empat ribu rupiah, sedangkan Vietnam hanya Rp1.700. Setelah diidentifikasi, upah buruh sangat besar karena di lapangan sulit mencari tenaga kerja sektor pertanian,” kata Arifin seperti melansir Antara (12/7).

Anggota Dewan Komisioner dan Ekonom Senior Indef itu memaparkan biaya produksi padi yang paling murah, yakni Vietnam sebesar Rp1.679 per kg padi. Setelah itu, Thailand sebesar Rp2.291 per kg, India sebesar Rp2.306 per kg, Filipina sebesar Rp3.224 per kg, dan Cina sebesar Rp3.661 per kg.

Dari data IRRI itu, salah satu unsur biaya produksi yang mahal adalah honor buruh lepas di Indonesia sebesar Rp1.115 per kg padi, sedangkan Vitenam hanya Rp120 per kg.

Selain itu, biaya sewa tanah juga memberatkan harga produksi, yakni di Indonesia Rp1.719 per kg padi, sedangkan di Vietnam hanya Rp387 per kg padi.

Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah perlu menciptakan pasar traktor agar petani semakin terpacu meningkatkan produktivitas dari segi penyediaan sarana.

“Pasar traktor perlu diciptakan agar petani tidak bergantung pada bantuan traktor pemerintah. Dengan menciptakan pasar traktor dan suku cadangnya, petani akan mengerti kegunaan traktor itu sendiri,” lanjut Bustanul.

Namun, saat ini pemerintah tengah menyusun beberapa strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia. Salah satunya dengan cara memperbaiki manajemen pertanian secara keseluruhan, tetap mendampingi petani, dan melibatkan beberapa pihak terkait guna memajukan pembangunan pertanian yang ada di pedesaan agar jauh lebih efektif kedepannya dan dapat terkelola dengan baik.