Ternyata IQ Menurun Bukan Karena Micin! Ini Dia Penyebabnya

Pertanianku – Otak adalah organ vital manusia yang sangat penting. Otak merupakan salah satu pusat komando ketika seseorang berpikir untuk mengambil suatu keputusan. Otak sendiri terdiri atas dua bagian, yakni otak kiri dan otak kanan. Keduanya tentu saja memiliki peranan dan fungsi yang berbeda satu sama lain.

Guna meningkatkan kualitas dan kecerdasan otak, manusia dituntut untuk mengonsumsi berbagai makanan yang bergizi, serta melakukan aktivitas penunjang perkembangan otak seperti membaca buku untuk meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang.

Beberapa orang memiliki kebiasaan dan perilaku yang tanpa disadari dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak. Salah satu kebiasaan tersebut, salah satunya terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak micin (vetsin).

Namun, tahukah Anda ternyata penurunan kemampuan otak bukan karena banyak mengonsumsi makanan yang mengandung micin. Lalu, makanan apa yang membuat IQ/tingkat kecerdasan otak seseorang dapat menurun?

Terbiasa mengonsumsi makanan manis

Gula bukan hanya menambah lingkar pinggang, tapi dalam jumlah besar, gula juga memengaruhi sel-sel otak Anda. Pasien diabetes punya risiko demensia yang lebih besar. Dampak negatif dari gula terhadap kesehatan otak mungkin diakibatkan peningkatan inflamasi. Konsumsi gula yang tinggi diketahui dapat memengaruhi fungsi sel otak dan kemampuan kognitif.

Menyukai kegiatan multitasking

Mengetik e-mail selagi berdiskusi dengan rekan kerja sambil makan siang pada waktu bersamaan, kedengarannya biasa saja, bukan? Kebiasaan multitasking ini bisa menekan proses di otak Anda. Bagian lobus frontal di otak adalah mesin utama yang mengarahkan perhatian Anda, dan bagian ini punya daya pemrosesan yang terbatas. Jika mencoba melampaui apa yang otak Anda sanggupi, pikiran bisa jadi sering terhambat, mirip seperti komputer yang ngehang ketika dipaksa membuka banyak program.

Sering merasa tertekan

Mencemaskan keadaan finansial, urusan pekerjaan yang menumpuk, dan risau menjaga keseimbangan kehidupan sosial bisa menciptakan banyak hormon stres dalam tubuh. “Stres tingkat tinggi bukan hanya dikaitkan dengan fungsi otak yang buruk, tetapi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit alzheimer,” kata Brendan Kelly, MD, seorang ahli saraf di The Ohio State University Wexner Medical Center. Perubahan akibat stres diyakini menjadi penyebab peningkatan risiko alzheimer.

Selalu sibuk bepergian

Jet lag kronis akibat jadwal perjalanan yang sibuk dapat memengaruhi kemampuan belajar dan mengingat selama sebulan penuh setelah Anda kembali pulang—berdasarkan riset dari University of California, Berkeley. Bepergian melalui zona waktu yang berbeda mengacaukan jam biologis tubuh Anda sehingga menimbulkan gangguan tidur, makan, dan regulasi hormon. Jet lag juga salah satu sumber stres yang cukup berpengaruh besar.

Menghabiskan banyak waktu bersama perokok

Meskipun bukan perokok, menghirup asap rokok dapat membuat otak menyerap zat-zat beracun dari rokok. Terus-menerus menghirup asap rokok meningkatkan karbon monoksida dalam tubuh. Hal ini bisa menggantikan oksigen yang vital dibutuhkan otak dan seluruh tubuh. Kerusakan pada pembuluh darah serta saraf merusak kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi secara efektif dan menyimpan informasi dengan benar.