Terrarium Siap Mendobrak Pasar Tanaman Hias

Pertanianku – Setelah booming aquascape merebak di sejumlah kota di Tanah Air, kini giliran terrarium yang siap mendobrak pasar tanaman hias. Menurut Koko Setiawan, owner Jakarta Terrarium, terrarium merupakan tanaman hias yang kini banyak digandrungi oleh hobiis khususnya yang tinggal di kota metropolitan mengingat sifatnya yang bandel kendati tidak dirawat dalam waktu lama.

Terrarium Siap Mendobrak Pasar Tanaman Hias

Terrarium dibedakan menjadi dua jenis, yakni terrarium berwadah terbuka dan tertutup. Terrarium berwadah terbuka merupakan golongan terrarium yang terbilang “bandel”. Adapun tanaman yang digunakan ialah jenis secculent yang merupakan keluarga kaktus.  Koko mengungkapkan, perawatan untuk terrarium secculent jauh lebih gampang. Dalam seminggu cukup disemprot dua kali dan bisa diletakkan dekat sinar matahari.

Adapun terrarium berwadah tertutup, yaitu terrarium yang menggunakan moss (lumut) atau pakis sebagai tanamannya. Perawatan terrarium jenis ini terbilang lebih sulit karena butuh ketelatenan supaya kelembapan lumut tetap terjaga. Selain itu, peletakannya juga harus di ruangan bersuhu dingin karena udara sebagai penunjang keberlangsungan hidup terrarium.

“Terrarium yang di wadah tertutup itu harus disemprotkan air 2 hari sekali biar tetap lembap. Kena sinar matahari boleh tapi di jam 7 sampai 10 pagi saja, itu pun hanya bayang-bayangnya. Tidak boleh secara langsung, bagaimana pun juga kan setiap tanaman memerlukan sinar matahari untuk kelangsungan hidupnya, ” tegas Koko.

Agar lebih efisien, fungsi sinar matahari bisa digantikan dengan menggunakan lampu grow light seperti pada aquascape.  Pada dasarnya, perawatan kedua jenis terrarium itu mudah. Sebagai tanaman hias, terrarium tidak perlu diberi pupuk, tidak perlu disiram secara intens dengan air yang banyak dan tidak perlu dilakukan pemangkasan karena sifat tanamannya yang tumbuh secara lambat. “Tapi kalau untuk pemula saya sarankan main di terrarium secculent dulu saja karena perawatannya lebih gampang, kalau sudah paham baru bergerak ke moss,” tutur Koko.