Tertarik Beternak Semut Jepang? Yuk, Lihat Keuntungannya!

Pertanianku – Meskipun bisa ditemukan di mana saja, serangga satu ini banyak diternakkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain itu, semut jepang juga memiliki banyak manfaat.

Memang tidak semua semut mengandung khasiat kesehatan. Salah satu jenis semut yang diyakini bermanfaat bagi kesehatan manusia adalah semut jepang. Bagi kebanyakan orang Indonesia, mungkin saja baru pertama kali mendengar tentang semut jepang. Sebenarnya, hewan satu ini bukan jenis semut, tetapi spesies kumbang atau bahasa Latinnya adalah Tenebrio.

“Masuk kelompok kumbang terlihat dari badannya yang keras dan memiliki sayap,” kata Muhammad Agus Sholeh, salah seorang pembiak semut jepang asal Mojokerto, Jawa Timur.

Namun, karena ukurannya seperti semut dan berasal dari Jepang, disebutlah semut jepang. Semut ini berkhasiat untuk kesehatan manusia seperti menurunkan kolesterol, mengobati penyakit jantung, asam urat, diabetes, dan masih banyak lagi.

Karena melihat manfaatnya, kini banyak orang yang membiakkan semut jepang. Agus sendiri sudah membiakkan semut jepang sejak tiga tahun lalu. Saat ini, ia punya pembiakan sebanyak delapan stoples semut jepang. Satu stoples terdiri atas seribuan ekor semut jepang.

“Kalau di total semua sekitar 10.000 ekor semut jepang,” ujarnya. Agus membanderol harga semut jepang Rp3.000—Rp5.000 per ekor.

“Kalau untuk konsumsi Rp3.000 per ekor, sementara Rp5.000 per ekor untuk pembibitan,” jelasnya.

Dalam sebulan, Agus bisa menjual 600 ekor semut jepang, dengan omzet sekitar Rp2 juta—Rp3 juta per bulan. Keuntungan bersih dari pembiakan semut jepang ini terbilang besar, yakni sekitar 70% dari total omzet.

Kebanyakan konsumennya berasal dari Kota Mojokerto dan sekitarnya. Namun, tak jarang, ada pembeli dari Jakarta, Batam, Riau, Sulawesi, dan Kalimantan.

Pembiak lainnya adalah Muhammad Imam Fatoni asal Semarang. Ia membiakkan semut jepang setahun lalu. Saat ini ia memiliki 1.500 ekor semut jepang yang dipelihara dalam tiga stoples kue.

Sebelumnya, ia hanya menjadi reseller semut jepang, tapi setelah diberikan indukan oleh salah seorang rekannya, ia lantas ikut membiakkannya. Fatoni banyak menggunakan media digital seperti website, akun sosial media, dan lainnya untuk memasarkan semut jepang hasil ternaknya. Ia membanderol semutnya seharga Rp5.000 per ekor.

Dalam sebulan, ia mampu menjual sekitar 100 ekor, dengan omzet sekitar Rp500.000. Meski kecil, keuntungan yang didapat Fatoni mencapai 100%. Budidaya semut jepang cukup mudah. Selain prosesnya tidak ribet, peralatan yang dibutuhkan buat pembiakan semut ini juga sederhana antara lain stoples, kapas, ragi tapai, dan bibit semut jepang yang masih berwarna kecokelatan.

Muhammad Agus Sholeh menjelaskan, sebelum bibit semut dimasukkan, isi stoples dengan kapas secukupnya dan ragi tapai. Fungsi kapas sebagai tempat bertelur sekaligus tempat tidur semut.

Sementara itu, ragi tapai berfungsi sebagai pakan semut. Setelah semua siap, jangan lupa melubangi tutup stoples sebagai sumber oksigen bagi semut. Untuk awal, cukup masukkan satu keping ragi dalam stoples.

“Semut jepang ini tidak butuh banyak ragi. Pernah saya mengirim ke luar kota empat hari itu tak ada ragi, tidak kenapa-kenapa,” katanya.

Banyaknya ragi menentukan jumlah produksi semut jepang. Menurut Agus, perawatan semut ini cukup mudah dan murah. Perawatan utamanya adalah stoples harus selalu bersih dan kapas harus diganti jika terlihat tidak layak pakai.

“Kalau masih ada telur di kapas maka kapas yang ada telurnya dipisahkan dan cukup tambahkan dengan kapas baru,” ucapnya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah suhu ruangan, yaitu sekitar 30 derajat Celcius. Selain itu, awasi stoples dari gangguan serangga luar seperti semut dan jenis serangga lainnya. Jika semut luar masuk, mereka akan memakan telur-telur semut jepang.

Muhammad Imam Fatoni, mengakui mudahnya budidaya semut jepang ini. Fatoni bilang, hewan ini cukup tahan dengan penyakit. Selain itu, semut jepang adalah hewan yang bersifat hemaprodit dan cepat berkembang.