Terumbu Karang Lebih Rapuh karena Manusia

Pertanianku — Organisasi lingkungan mengatakan bahwa kondisi terumbu karang di Big Island semakin membaik setelah empat tahun didera oleh pemutihan. Suhu air laut yang menghangat menyebabkan pemutihan di gugusan terumbu karang perairan Hawaii pada 2015.

terumbu karang
Foto: Shutterstock

Survei oleh The Nature Conservancy menemukan bahwa rata-rata 60 persen karang di sisi barat Hawaii mengalami pemutihan dan beberapa terumbu mengalami kematian hingga 90 persen. Pemutihan terjadi ketika karang mengalami stres akibat perubahan lingkungannya. Karang lalu melepaskan ganggang berwarna-warni yang hidup di jaringannya, yang membuatnya berubah warna menjadi putih.

Pemutihan terumbu karang menjadi yang terparah di dunia. Ini karena sebagian besar karang mati akibat hal tersebut. Terumbu karang menyediakan habitat bagi seperempat kehidupan laut, membentuk penghalang yang melindungi garis pantai dari badai, dan membantu mendorong ekonomi pariwisata di seluruh dunia.

Para ilmuwan bersama The Nature Conservancy telah mempelajari terumbu karang selama tiga tahun terakhir untuk mengidentifikasi koloni yang paling tangguh.

“Peristiwa pemutihan seperti apa yang terjadi pada tahun 2015 dapat menekan karang ke titik di mana ia mungkin tidak pernah pulih,” kata Eric Conklin, direktur ilmu kelautan untuk kelompok yang berbasis di Hawaii itu.

“Kami mensurvei lebih dari 14 ribu koloni karang di 20 lokasi di sepanjang pantai Hawaii Barat dari Kawaihae ke Keauhou dan kagum melihat banyak terumbu karang di kawasan itu telah stabil, yang merupakan langkah pertama menuju pemulihan,” tambah Eric.

Para ilmuwan menemukan bahwa banyak terumbu paling tangguh berada di daerah terpencil dengan akses garis pantai terbatas dan paparan kegiatan manusia seperti pemancingan sampai pembuangan limbah.

“Terumbu itu memiliki sedikit atau tidak ada penyakit karang, dan bukti menunjukkan bahwa karang baru mulai tumbuh,” kata para ilmuwan.