Pertanianku — Tanpa disadari ada beberapa jenis seledri yang biasa dikonsumsi. Tanaman yang memiliki aroma khas ini dikenal dengan nama seledri di daerah Jawa dan saladri di daerah Sunda.
Tanaman ini memiliki ciri-ciri daun yang tipis majemuk dan daun melebar dari dasar. Batang berwarna hijau dan juga dapat dikonsumsi. Seledri juga memiki bunga yang tersusun majemuk berkarang dan buahnya kecil berwarna gelap.
Seledri berasal dari Eropa Selatan dan kini ditanam di banyak di penjuru dunia. Di Indonesia, tanaman ini diperkenalkan oleh Belanda dan daunnya digunakan untuk menyedapkan sup dan sebagai lalapan.
Beberapa negara Asia Timur seperti Jepang, Cina, dan Korea menggunakan bagian tangkai dan daun seledri sebagai bahan makanan. Sementara, di daerah asalnya di Eropa, seluruh bagian tanaman seledri dimanfaatkan, yaitu daun, buah, tangkai, dan umbinya.
Tanaman yang sering dijadikan masakan pelengkap ini seringkali dianggap sama saja. Padahal, ada tiga jenis seledri yang berbeda di pasaran.
Ketiga seledri tersebut masih dalam satu spesies yang sama, yaitu Apium graveolens L. Lantas, apa bedanya?
Pertama, seledri daun. Seledri ini merupakan Apium graveolens L. varian secalinum Alef. Bagian yang dipanen dari seledri ini adalah daun atau batangnya saja, tanpa mengikutsertakan akar tanaman. Seledri jenis ini paling banyak ditanam di Indonesia.
Kedua, seledri tangkai atau seledri potong. Seledri ini merupakan Apium graveolens L. varian sylvestre Alef. Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah batang. Ciri-ciri seledri kelompok ini adalah tangkai daunnya membesar dan beraroma segar. Umumnya, digunakan sebagai komponen salad.
Ketiga, seledri berumbi. Seledri ini merupakan Apium graveolens L. varian rapaceum Alef. Bagian seledri ini yang dipanen adalah bagian daun. Ciri-ciri tanaman ini adalah membentuk umbi di permukaan tanah.
Umbi ini biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Wiener schnitzel adalah sejenis makanan di kawasan Jerman dan Austria. Makanan ini merupakan sepotong daging tipis yang digoreng dengan tepung panir.
Seledri kaya akan provitamin A dan K sehingga baik untuk kesehatan. Selain itu, daun seledri pun berguna untuk mengobati penyakit rematik, darah tinggi, dan sukar tidur. Sayangnya, penderita penyakit kencing protein (proteinuria) sebaiknya menghindari konsumsi seledri.