Pertanianku — Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara fungi dan perakaran tanaman inang. Dalam simbiosis ini, fungi akan mendapatkan nutrisi dari akar tanaman inang, sedangkan tanaman inang akan diberikan manfaat dengan meningkatnya kemampuan akar dalam menyerap unsur hara, seperti fosfor, nitrogen, dan unsur mikro.
Teknik inokulasi mikoriza dapat dilakukan pada bibit hasil perbanyakan vegetatif ataupun generatif. Pada bibit hasil vegetatif, inokulasi dilakukan saat pemindahan bibit dari tahap perakaran ke aklimatisasi. Dalam skala besar, inokulasi dapat dilakukan dengan mencampur FMA (fungi mikoriza arbuskular) langsung ke dalam media sapih secara merata.
Sementara, pada bibit generatif, FMA dapat diinokulasikan dengan cara lapisan dan teknik campur. Teknik lapisan cocok untuk bibit berukuran kecil, seperti jabon dan sengon.
Teknik lapisan dilakukan dengan menebarkan lapisan FMA di atas permukaan media setebal 0,5—1 cm dan dilapisi lagi oleh media perkecambahan setebal 0,5 cm. Benih ditabur pada lapisan tersebut dan ditutup kembali dengan media setebal 0,5 cm. Sementara, penggunaan teknik campur dilakukan dengan mencampurkan inokulum dengan media secara merata. Dalam skala besar pencampuran dilakukan dengan bantuan molen.
Untuk meningkatkan infeksi mikoriza dalam proses inokulasi, media dan benih harus disterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi media dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
- Penjemuran di bawah sinar matahari selama 3—4 hari
- Penggunaan autoclaf, namun cara ini kurang efektif untuk skala usaha yang dilakukan di lapangan.
- Teknik fumigasi dengan menggunakan fumigasi berbahan aktif dazomet dengan masa inkubasi 10—14 hari, setelah itu baru dapat dilakukan inokulasi mikoriza.
- Penggorengan media yang dilakukan selama 3 jam. Teknik ini kurang efektif untuk dilakukan pada skala besar.
Sementara, untuk sterilisasi benih dapat dilakukan menggunakan bahan sterilan dan dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
- Cara pertama, benih direndam ke dalam larutan sodium hipoklorit (NaOCl) 5 persen selama 10 menit, lalu bilas benih dengan air hingga bersih.
- Cara kedua, benih direndam ke dalam larutan 30 persen hidrogen peroksida (H2o2) selama 5 menit, lalu bilas benih dengan air hingga bersih.