Pertanianku — Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim, Syahrul Yasin Limpo mengatakan budidaya lele sistem bioflok merupakan bagian upaya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pembudidaya serta para stakeholders di bidang budidaya lele.
“Hari ini saya melihat pengembangan lele yang cukup bagus. Ini harus menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa melakukan akselerasi ekonomi di tengah kondisi pandemi ini,” tutur Menteri Syahrul seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Salah satu Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) lele yang sudah menggunakan sistem bioflok pada tambak mereka adalah Pokdakan Mutiara yang berada di Desa Kaligelang, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Pokdakan Mutiara memiliki 32 kolam bioflok di atas lahan seluas kurang lebih 1.000 meter2. Tiap kolam tersebut berisi 3.000 benih ikan lele.
Menteri Syahrul menilai program budidaya lele dengan sistem bioflok sudah sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo. Presiden meminta agar pemerintah dapat terus hadir untuk meningkatkan kesejahteraan dan kondisi ekonomi masyarakat, khususnya di tengah kondisi pandemi seperti ini.
Budidaya lele dengan bioflok bisa meningkatkan nilai ekonomis yang akan didapatkan oleh petambak. Hal ini karena ikan lele yang dipelihara dapat tumbuh secara optimal, tingkat kematian rendah, dan kondisi kolam dapat lebih terjaga.
“Saya pastikan bahwa semua aktivitas di Kementerian Kelautan dan Perikanan berjalan dengan baik dan saya melihat sendiri di lapangan, kita semua telah bekerja maksimal untuk kepentingan negara dan bangsa,” papar Menteri Syahrul.
Setelah meninjau kondisi kolam bioflok Pokdakan Mutiara, Menteri Syahrul juga memberikan bantuan untuk budidaya perikanan senilai Rp2,3 miliar. Bantuan tersebut terdiri atas sembilan paket bioflok, 2 paket rehabilitasi, bantuan pakan ikan mandiri, serta bantuan berupa benih ikan bandeng dan benih ikan lele.
Dirjen Perikanan dan Budidaya, Slamet Soebjakto menambahkan pihaknya akan terus melakukan terobosan guna meningkatkan budidaya perikanan di Indonesia serta memberikan bantuan kepada masyarakat pembudidaya ikan.
“Harapan kita, ini bisa di-scale up, bisa diperbanyak oleh masyarakat-masyarakat yang lain. Untuk di 2021 nanti, kita juga identifikasi untuk calon penerima dan calon lokasi (penerima bantuan),” tutup Slamet.