Pertanianku – Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) menetapkan program prioritas pada 2017 dengan mulai memperkenalkan modernisasi teknologi pada bidang budidaya laut, yaitu budidaya laut lepas pantai atau lebih dikenal dengan KJA offshore.
Teknologi ini mengadopsi teknologi yang diterapkan di Norwegia disinyalir akan mampu menggenjot produksi kakap putih secara signifikan.
Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, KJA offshore ini akan terlebih dahulu difokuskan di tiga kawasan strategis, yaitu Kepulauan Karimunjawa, Pangandaran, dan Kota Sabang. Untuk pembiayaannya berasal dari APBN, sedangkan pengelolaannya akan menggandeng BUMN Perikanan, yaitu Perum Perindo.
“Mekanisme pengelolaan KJA sedang dalam tahap pembahasan bussiness plan untuk memetakan mata rantai bisnis yang akan dibangun nantinya, intinya kami berharap pembangunan KJA offshore ini akan memberikan multiplier effect khususnya bagi pemberdayaan masyarakat,” kata Slamet di kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, belum lama ini seperti mengutip Okezone (30/3).
Ketika ditanya alasan memilih komoditas ikan kakap putih, Slamet mengatakan karena kakap putih memiliki pangsa pasar ekspor yang lebih luas selain kerapu.
“Kita targretkan produksi ikan kakap putih dari ketiga lokasi ini mencapai 2.415 ton atau setara dengan nilai 56,4 Miliar per tahun,” ucap Slamet.
Kebutuhan benih untuk KJA offshore mencapai 3,6 juta ekor benih (1,2 juta ekor benih/unit), dalam memenuhi kebutuhan tersebut KKP akan mendorong UPT Ditjen Perikanan Budidaya untuk memproduksi benih, di samping tentunya kerja sama dengan pihak swasta untuk kekurangannya.
Masyarakat juga akan dilibatkan khususnya pada segmen penggelondongan benih ikan kakap, di mana rencananya akan mampu memberdayakan sebanyak kurang lebih 1.450 orang.
“Dengan program ini, akan secara langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat, dengan kata lain tetap mengedepankan pengembangan yang family based-aquaculture,” ungkap Slamet.