Pertanianku – Seiring perkembangan zaman, banyak pekerjaan manusia terbantu dengan kehadiran teknologi. Bahkan kini teknologi diterapkan oleh hampir seluruh sector, salah satunya pertanian. Hal ini karena menerapkan teknologi membuat produktivitas di bidang pertanian meningkat tajam.

Salah satu sektor pertanian yang mulai menerapkan sistem canggih adalah komoditas kedelai.
Kementerian Pertanian (Kementan) turut memberikan apresiasi kepada petani di Subak Umalayu Kelurahan Penatih, Kota Denpasar, karena telah menerapkan teknologi untuk membantu meningkatkan produksi kedelai sehingga menjadi duta Provinsi Bali dalam lomba di tingkat nasional.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Gede Ambara Putra, mengatakan dengan keberhasilan menerapkan teknologi komoditas kedelai oleh para petani Subak Umalayu sehingga berhak mewakili Provinsi Bali dalam lomba pertanian ke tingkat nasional.
“Tim verifikasi kelompok tani berprestasi tingkat nasional melakukan penilaian dan evaluasi di Subak Umalayu. Penilaian ini dipimpin Kabag Umum Seketariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Setya Prakosa MM,” ungkapnya seperti melansir dari Antara (11/9).
Ambara mengatakan Subak Umalayu termasuk Subak Lestari Made Ayu Intan, yang terdiri atas Subak Umadesa Anggabaya, Umalayu, Intaran Barat, dan Intaran Timur. Subak tersebut menerapkan olah tanam padi dan palawija.
Petani menanam palawija, Subak Umalayu berhasil meraih juara pertama dalam lomba penerapan teknologi kedelai di tingkat Provinsi Bali. Sebab, hasil panen kedelainya sebanyak 1,7 ton per hektare dengan menggunakan bibit atau vanebis gerobogan. Jumlah panen itu melebihi rata-rata hasil tingkat Provinsi Bali, yakni 1,3 ton per hektare.
“Untuk itu dalam penilaian ini saya berharap tim pusat memberikan arahan dan masukan tentang teknologi kedelai sehingga ke depan dapat menerapkan lebih baik,” ujarnya.
Lebih lanjut Ambara Putra mengatakan hasil panen tersebut merupakan terbanyak dan terbaik dibandingkan kabupaten lain. Meskipun lahan pertanian di Kota Denpasar sekitar 2.444 hektare, proses bertani masih bisa dilakukan dengan penerapan teknologi pancapanen tepat guna, yakni cara penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaannya.
Tidak hanya itu, kata dia, para petani juga meningkatkan produksi dan produktivitas hasil yang baik. Jika produksi dan produktivitas bagus, otomatis petani akan mendapatkan hasil yang bagus juga.
Saat ini, petani masih banyak melakukan budidaya kedelai karena persoalan ketersediaan benih yang tidak sinkron dengan hasil tanam kedelai. Oleh karena itu, masalah ketersediaan benih sering menjadi kendala.
“Jika petani dapat meningkatkan produksi maka kesejahteraan petani seluruh Indonesia bisa terjamin,” tutupnya.