Pertanianku — Panen ayam buras hanya dapat dilakukan jika telah melewati banyak tahapan pemeliharaan. Salah satu jenis ayam buras, yakni ayam kampung tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan, ayam buras ini juga telah dipelihara sejak dulu oleh masyarakat yang tinggal di desa-desa.
Dulunya, pemeliharaan ayam buras ini hanya dilakukan secara tradisional. Dalam bahasa peternakan, cara tradisional tersebut dinamakan dengan sistem pemeliharaan secara ekstensif. Dimana ayam buras mendapatkan sumber makanan dari pekarangan di sekitar rumah saja sehingga pertumbuhannya juga lebih lambat dari ayam yang pelihara secara intensif.
Berikut ini tips panen ayam buras yang dapat dipraktikkan oleh para peternak ayam buras terutama yang menggunakan sistem pemeliharaan intensif.
Tepat dalam memasarkan
Panen ayam buras adalah masa yang ditunggu-tunggu peternak. Namun, masa panen ini juga bisa menjadi kabar buruk jika saja peternak tidak dapat memasarkan hasil panen secara tepat. Kabar baiknya, pemasaran ayam buras ini dapat dikatakan lebih mudah jika dibandingkan dengan pemasaran ayam jenis lainnya.
Saat ini, banyak pihak memiliki kebutuhan daging ayam buras seperti rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket, bahkan hotel bintang lima dan pasar luar negeri pun membutuhkan pasokan ayam buras. Oleh karena itu, permintaan pasar terhadap ayam buras ini masih tinggi dan stabil.
Dengan banyaknya target pemasaran, peternak dapat mempertimbangkan pasar mana saja yang paling menguntungkan untuk dapat menampung ayam buras hasil panennya. Ayam buras yang diminta pasar setidaknya ada dua macam, yaitu ayam dalam keadaan hidup dan ayam yang sudah dipotong siap olah (karkas).
Jika peternak juga ingin menjualnya dalam bentuk karkas, peternak dapat memulai usaha baru lainnya yang difokuskan untuk memproduksi ayam karkas tersebut. Dengan begitu, peternak bisa mendapat keuntungan berlipat.
Masa panen yang berkelanjutan
Masa panen yang berkelanjutan meskipun jumlahnya lebih sedikit, lebih disukai pasar daripada panen dalam jumlah yang besar namun masa panennya tidak bisa berkelanjutan. Inilah yang menjadi dasar adanya tips yang kedua ini. Sederhana saja, hal ini dikarenakan permintaan juga terus berkelanjutan sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar diperlukan pasokan ayam buras yang berkelanjutan pula.
Dengan dapat memasok beberapa pasar secara berkelanjutan, sebenarnya peternak tidak akan dipusingkan lagi ketika hendak memasarkan hasil panen ayam buras di periode berikutnya karena pasar yang lama telah menanti.
Anda hanya memerlukan kejelian peternak agar dapat memproduksi ayam buras secara berkelanjutan. Contoh dari kejelian peternak misalnya adalah pengaturan kapan saja anakan ayam buras mulai dibesarkan dan kapan saja ayam tersebut bisa dipanen.