Pertanianku – Kebutuhan daging ayam sangat banyak dan setiap tahun terus meningkat. Bahkan, kebutuhan tersebut belum sepenuhnya dipenuhi oleh peternak yang ada. Kondisi ini tentu menjadi peluang bagi mereka yang ingin terjun. Bagi pengusaha pemula, bisnis ayam pedaging tidak terlalu sulit, asal mau belajar dari para peternak yang sukses.
1. Memulai usaha
- Pilih lokasi yang cocok untuk usaha ayam pedaging dan tidak mengganggu lingkungan. Sebaiknya lokasi berupa tanah datar.
- Siapkan kandang untuk periode starter. Sementara untuk periode grower dan finisher, gunakan kandang panggung terbuka karena lebih sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia. Pastikan kapastitas kandang sesuai dengan jumlah ayam yang dipelihara.
- Siapkan sarana dan prasarana kandang, seperti tempat pakan dan minum, alat vaksinasi, serta obat-obatan dan vitamin.
- Siapkan DOC yang berkualitas. Untuk mendapatkan DOC, dapat menghubungi perusahaaan DOC yang terkenal.
2. Kendala
- Jika pemeliharaan seadanya, sering timbul serangan penyakit secara mendadak.
- Pakan menjadi komponen biaya yang paling tinggi dalam usaha ini sehingga jika tidak efisien dalam penggunaannya, dapat menyebabkan kerugian.
3. Strategi
- Berikan pakan secara ad libitum (tidak terbatas) pada masa starter. Pakan yang diberikan mengandung protein sekitar 21—23% dan energi metabolis 2.900—3.100 kkal/kg, sedangkan kandungan protein pada pakan finisher 19—21% dengan kandungan energi metabolis 2.900—3.200 kkal/kg.
- Lakukan panen ayam pedaging umur 5—6 minggu dengan bobot badan sekitar 1,5—2 kg.
- Istirahatkan kandang sekitar 1—2 minggu untuk memutus siklus penyakit yang mungkin ada pada pemeliharaan ayam sebelumnya.
- Sesuaikan kepadatan dengan umur ayam untuk mencapai hasil yang optimal.
- Sebagai bahan perbandingan, kunjungi sentra usaha ternak ayam ras pedaging di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, atau Lampung.
Sumber: Buku 79 Bisnis Pertanian Menguntungkan