Tips Budidaya Paprika yang Perlu Diketahui

Pertanianku — Paprika atau green pepper merupakan salah satu varietas cabai besar yang tidak begitu pedas dan rasanya manis. Di Indonesia eksistensi paprika terbilang cukup tinggi, seperti jenis cabai lainnya. Budidaya paprika sebetulnya tidak begitu sulit jika Anda mengetahui cara bertanam yang benar serta informasi-informasi pelengkapnya. Untuk Anda yang tertarik budidaya paprika, berikut ini beberapa tips yang perlu Anda ketahui.

budidaya paprika
Foto: Pixabay

Cara memilih varietas

Ada banyak varietas paprika yang dapat Anda pilih dan tersedia di pasaran. Varietas yang sering digunakan petani di Indonesia antara lain California Wonder, Ruby King, Chinese Giant, Harrs Early Giant, World Beater, dan Blue Star.

Namun, biasanya, terlalu banyak varietas malah membuat Anda sebagai pemula bingung dalam menentukannya. Tiap varietas memiliki perbedaan dalam hal waktu panen. Ada yang dipanen masih muda saat berwarna hijau. Ada juga yang dipanen saat sudah masak berwarna merah.

Anda dapat menyesuaikan umur panen sesuai dengan permintaan pasar. Jika pasar membutuhkan paprika hijau, lakukan panen paprika saat masih muda. Begitupun sebaliknya, ketika pasar membutuhkan paprika merah, lakukan panen saat buah benar-benar matang.

Daerah yang cocok

Paprika lebih ideal tumbuh di daerah berhawa dingin dengan ketinggian di atas 1.000 m dpl. Suhu udara yang cocok untuk tanaman ini adalah 21—27°C pada siang hari dan 13—16°C pada malam hari. Namun, sebetulnya tanaman paprika membutuhkan suhu yang lebih tinggi sekitar 30°C saat sedang berkecambah, sedangkan saat pertumbuhan membutuhkan suhu 25°C.

Daerah penghasil paprika yang terkenal antara lain Pasir Langu (Bandung), Cipanas (Cianjur), Megamendung (Bogor), Cikajang, (Garut), dan Dieng (Wonosobo).

Gunakan green house

Green house dapat membantu Anda saat budidaya tanaman paprika karena tanaman ini cukup sensitif dengan suhu. Green house juga dapat membantu Anda mengontrol kelembapan udara yang diinginkan.

Tantangan budidaya paprika langsung di tanah

Budidaya paprika di tanah lebih cenderung rentang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT). Gangguan tersebut membuat petani harus menggunakan pestisida secara berlebihan sehingga menimbulkan residu yang lebih banyak. Padahal, nilai residu yang rendah menjadi salah satu syarat ketika komoditas ingin diekspor.

Hidroponik lebih baik

Untuk mengatasi serangan hama yang dapat menyebabkan penggunaan pestisida berlebih, Anda bisa menggunakan teknik budidaya hidroponik.