Tips Cerdas Membedakan daging Sapi dengan Daging Celeng

Pertanianku – Maraknya peredaran daging celeng (babi hutan) di beberapa pasar membuat banyak masyarakat resah. Peredaran daging celeng kerap dioplos dengan daging sapi. Selain itu, ditemukan pula daging sapi busuk yang dijual di pasaran. Untuk itu, masyarakat perlu waspada dan lebih selektif membeli daging sapi.

Agar masyarakat tidak salah dalam membeli daging, perlu memerhatikan ciri-ciri daging sapi yang bebas dari daging celeng dan gelonggongan. Di antaranya warna, serat, lemak, tekstur, aroma serta tempat para penjual daging tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto menjelaskan warna daging babi lebih pucat dari daging sapi.

“Warna daging babi mendekati warna daging ayam,” katanya.

Serat daging sapi lebih padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas, berbeda dengan babi yang seratnya samar dan sangat renggang. Selain itu, lemak daging babi memiliki tekstur lebih elastis, sedangkan lemak sapi lebih kaku dan berbentuk.

“Lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging sapi agak kering dan tampak berserat. Tekstur pada daging sapi lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan,” jelasnya.

Daging babi memiliki aroma khas, sedangkan aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah diketahui semua masyarakat. Biasanya, lokasi penjualannya di tempat agak gelap dan cukup terpisah dari yang lainnya.

“Sehingga tidak menjadi pusat perhatian orang banyak serta sulit untuk membedakan apakah itu daging sapi murni atau oplosan. Daging sapi yang dioplos dengan daging babi biasanya tidak diletakkan di meja secara terus menerus,” jelasnya.

Jika ada penjual daging murah, patut diwaspadai dan diharapkan masyarakat lebih cermat, baik memilih daging maupun mempertimbangkan harga yang ditawarkan.