Pertanianku – Efisiensi penggunaan pakan dapat ditentukan dari konversi pakan, yakni jumlah pakan yang dikonsumsi untuk mencapai pertambahan 1 kg bobot badan. Konsumsi pakan atau ransum yang diukur adalah bahan kering sehingga efisiensi penggunaan pakan atau ransum dapat ditentukan berdasarkan konsumsi bahan kering pakan atau ransum untuk mencapai 1 kg pertambahan bobot badan. Menurut penelitian yang telah dilakukan, efisiensi pengunaan pakan pada sapi bali, madura, dan peranakan ongole masing-masing 9,8; 13,13; dan 13,29. Menurut Moran (1979), efisiensi penggunaan pakan pada sapi ongole adalah 8,56. Dengan demikian, dilihat dari indikator efisiensi penggunaan pakan, sapi ongole dan sapi bali lebih prospektif digunakan sebagai bakalan dalam usaha penggemukan.
Dari lima indikator yang telah dibahas untuk menentukan jenis sapi yang lebih prospektif digunakan sebagai bakalan, sapi bali dan sapi peranakan ongole yang lebih banyak memenuhi persyaratan. Namun, bila tidak ada pilihan, sebaiknya digunakan saja jenis saja yang mudah diperoleh di daerah tempat penggemukan sapi dilakukan. Misalnya, penggemukan akan dilakukan di daerah yang menjadi pusat pemeliharaan sapi perah. Jadi, bakalan yang digunakan sebaiknya adalah sapi perah jantan. Penggunaan sapi perah jantan sebagai bakalan dalam usaha penggemukan sudah banyak dilakukan dan hasilnya cukup memuaskan.
Sumber: Buku Bisnis Penggemukan Sapi