Pertanianku – Dalam praktik sehari-hari, jarang sekali peternak melangkah lurus sesuai rencana karena terpaksa atau tidak terasa. Direncanakan berproduksi 75 butir per tahun produksi, tetapi yang terjadi adalah hasilnya hanya 45 butir per tahun produksi. Contoh lain, mortalitas direncanakan hanya 0,8% per tahun kalender, tetapi menjadi 1,85 % per tahun kalender. Semua penyimpangan dari rencana memang mungkin terjadi akibat masa produksi dan masa hidup ayam kampung yang lama. Oleh sebab itu, perencanaan produksi dibagi menjadi rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Hal yang terpenting adalah dicari penyebab penyimpangan tersebut dengan melakukan kajian secara cermat melalui evaluasi.
Evaluasi merupakan alat manajemen untuk melihat penyimpangan di masa pengelolaan, kemudian dicarikan pemecahannya di masa produksi berikutnya. Sebagai contoh, menurunnya produksi telur, sebaiknya perlu dicari penyebabnya satu per satu. Hal ini kemungkinan terjadi karena kualitas maupun kuantitas makanan yang tidak tepat, terkena gejala penyakit parasit, ketidaktepatan peternak memilih ayam, atau ketidaktepatan sistem produksinya. Semua itu dapat diatasi melalui aktivitas evaluasi ini Evaluasi seperti itu dapat dibuat per periode, per tahun, atau sesuai dengan kebutuhan dan situasi di peternakan.
Untuk produksi, evaluasi lebih baik dilakukan per masa produksi. Misalnya, setelah berakhirnya masa anak ayam, dilakukan evaluasi dari semua hasil perbandingan sasaran dengan hasil kenyataan. Dari evaluasi satu masa produksi itu diambil kebijakan baru bila ada kekurangannya dan mempertahankan yang baik di masa produksi yang akan datang. Misalnya, ditemui cara mengatur kerja yang tidak terkoordinasi, hal ini yang akan diperbaiki di masa remaja. Kemudian, untuk satu aktivitas produksi atau kelompok dan antarkelompok dilakukan evaluasi jangka menengah yang lebih luas lagi. Pada setiap kelompok perlu dilihat jumlah ayam, perlu ditambah atau dikurangi. Evaluasi per kelompok dan antarkelompok ini merupakan kelanjutan atau gabungan dari evaluasi per masa produksi tadi. Bila semua evaluasi per kelompok atau antarkelompok itu digabung, hal itu merupakan evaluasi jangka panjang yang melihat kelayakan atau keberadaan peternak tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk melihat tujuan beternak ayam kampung sudah tercapai atau belum. Evaluasi jangka panjang ini baru dapat dilakukan setelah peternakan berjalan lima tahun sejak pertama kali produksi dimulai. Hasil evaluasi jangka panjang atau evaluasi peternakan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki sikap peternak dalam berusaha.
Dari hasil evaluasi tersebut, peternak juga dapat mengetahui kelayakannya sebagai pengusaha agribisnis ini. Apabila belum layak, masih ada waktu untuk menyesuaikan diri sebab bisnis benda hidup memang lain dengan bisnis benda mati. Evaluasi peternakan untuk keperluan-keperluan tersebut memerlukan informasi dan catatan yang lengkap. Setelah evaluasi peternakan dilakukan, mungkin tujuan beternak perlu diperbaiki sesuai perubahan dan situasi peternak. Inilah gunanya dilakukan evaluasi karena keadaan di luar peternakan selalu berubah dan mungkin perlu perbaikan kebijakan yang telah ditetapkan lima tahun yang lalu. Tentunya, perbaikan kebijakan disesuaikan dengan lingkungan, kondisi, dan situasi peternakan saat itu. Halhal yang perlu dievaluasi dalam hal ini termasuk pemasaran dan manajemen peternakan selama lima tahun. Inilah hal yang penting dan mempengaruhi produksi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, lalu kembali pada aktivitas perencanaan. Dari perencanaan tersebut, kemudian susun tujuan revisi atau sasaran. Lakukan terus dan berulang bagaikan roda. Hal ini harus dilakukan akibat perubahan kondisi makro dan mikro di peternakan.
Sumber: Buku Beternak Ayam Kampung