Tips Hemat Lahan Dengan Produksi Tinggi Pada Budidaya Benih Ikan

Pertanianku – Segmen pembenihan merupakan usaha budi daya yang hemat lahan. Benih yang ukurannya kecil tidak membutuhkan lahan yang luas untuk tumbuh. Contohnya ikan lele. Ketika baru menetas menjadi larva, panjangnya tidak lebih dari 1 cm dengan lebar badan sekitar 2 mm. Sampai siap ditebar ke tempat pembesaran saja panjangnya hanya 7—8 cm. Ukuran tubuh tersebut juga tidak jauh berbeda dengan ikan-ikan lainnya, seperti mas, nila, bawal, gurami, dan patin.

 Tips Hemat Lahan Dengan Produksi Tinggi Pada Budidaya Benih Ikan

Ukuran tubuhnya yang kecil membuat benih bisa dipelihara di lahan yang sempit. Area atau lahan yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupannya bisa diaplikasikan pada wadah yang dibuat di lahan ‘seadanya’. Ambil saja ikan lele lagi sebagai contoh. Larva lele sebanyak 100.000—150.000 ekor mampu hidup dengan baik hanya dalam wadah berdimensi 2 m x 1 m x 0,3 m. Sementara itu, benih berukuran 2—3 cm dapat ditebar dengan kepadatan 1.500—2.000 ekor/m2.

Coba bandingkan dengan pembesaran. Pada awal pemeliharaan, ikan yang ditebar sudah berukuran besar dengan panjang minimal 2 inci. Kepadatannya juga tidak bisa tinggi. Sudah pasti lahan yang dibutuhkan juga harus lebih luas. Permasalahannya, lahan yang luas tidak dimiliki oleh setiap orang. Untuk produksi tinggi, lahan di sekitar rumah tidak mungkin dimanfaatkan, tetapi harus mencari lahan lain.

Berdasarkan hal di atas, sudah terbukti bahwa pembenihan ikan konsumsi air tawar tidak membutuhkan area yang luas sehingga lahan yang disiapkan juga tidak perlu luas. Artinya, dalam lahan yang sempit, bisnis ini sudah bisa dijalankan. Sebut saja lahan sekitar rumah, di belakang, di samping, ataupun di depan rumah. Bahkan, bagian dalam rumah pun bisa dimanfaatkan sebagai lahan untuk pembenihan, yaitu ruangan yang tidak terpakai. Jika dikelola dengan baik, produktivitas lahan dan benih yang dihasilkan bisa tinggi.

 

Sumber: Buku Paduan Lengkap Benih Ikan Konsumsi