Pertanianku — Salah satu hama yang sering menyerang pohon cokelat adalah ulat jengkal atau Hyposidra talaca. Hama ini juga menyerang pohon lamtoro dengan cara memakan daun tua. Ulat-ulat tersebut bisa turun ke pohon cokelat dengan bantuan benang-benang halus pada siang hari.
Ulat jengkal merupakan hama yang bersifat polyphagus terhadap daun dan juga sering terlihat memakan bunga. Jika dibiarkan tanpa ada penanganan, serangan ulat bisa menjadi semakin besar dengan merusak daun-daun flush.
Daur hidup hama ulat ini sangat bergantung pada makanan yang tersedia di lingkungan tersebut dan iklim daerah setempat. Daur hidupnya berlangsung selama 2,5—3,5 bulan. Ulat betina bisa bertelur sampai sebanyak 320 butir dan meletakkan kelompok telurnya di daun, lekukan batang lamtoro, atau lekukan buah cokelat yang sudah mengering. Sementara itu, pupa ulat akan hidup di permukaan tanah di bawah serasah daun cokelat yang berserakan di perkebunan.
Menjelang menetas, warna telur ulat akan berubah dari hijau menjadi kehitaman. Ulat-ulat kecil yang sudah menetas dari telur akan bergerombol. Ulat-ulat tersebut dapat menyebar ke pohon-pohon lain ketika tertiup angin.
Hama ulat jengkal akan menyerang daun muda hingga menyebabkan daun-daun tersebut berlubang. Jika daun sudah habis dimakan, hama ini akan berpindah ke daun tua yang masih utuh.
Hama ulat jengkal juga bisa menyerang bibit tanaman cokelat. Hama ini bisa menyebabkan bibit tanaman cokelat menjadi gundul atau tidak berdaun sama sekali.
Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif dekamentrin seperti Dercis 2,5 EC, sihalotrin seperti Matador 25 EC, dan fenitron seperti Karbation 50 EC.
Pengendalian juga bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke pohon lamtoro yang merupakan pohon inang dari hama ini sebanyak 2—3 kali. Daun lamtoro merupakan tempat telur-telur hama bersemayam hingga menetas.
Selain itu, perbaiki sanitasi kebun, khususnya untuk serasah-serasah yang berserakan di permukaan tanah. Sapu serasah tersebut agar tidak menumpuk untuk mengendalikan jumlah pupa di lahan.