Tips Membuat Kolam Pemijahan Ikan mas

Pertanianku – Kolam pemijahan ikan mas biasanya berbentuk persegi panjang dengan pemasukan dan pengeluaran air yang lancar. Jika dibandingkan dengan komoditas ikan yang lain, kolam pemijahan ikan mas mempunyai bentuk yang lebih beragam sesuai dengan daerah pengembangannya. Ada beberapa bentuk kolam ikan mas yang sudah ada dan bisa diaplikasikan, yaitu sebagai berikut.

Kolam Pemijahan Ikan mas

A. Cara sunda

Kolam pemijahan berukuran 20—30 m2 yang letaknya terpisah dengan kolam penetasan. Dasar kolam sedikit berlumpur dengan manipulasi lingkungan (pengeringan dasar kolam dan pemasukan air baru) untuk merangsang induk agar memijah. Alat penempel telur berupa ijuk yang dijepit bambu atau disebut kakaban dan dipasang di tengah kolam antara tiang bambu

B. Cara cimindi

Kolam pemijahan terletak di sudut kolam dan bersifat sementara. Induk yang telah memijah dipindahkan ke kolam induk, sedangkan kakaban tetap disimpan di kolam pemijahan. Pematang dibuka seminggu kemudian sehingga benih yang telah menetas dapat berpindah ke kolam yang lebih luas yang sudah disediakan pakan alami sebelumnya. Penangkapan benih dilakukan 2—3 minggu setelah penetasan.

C. Cara rancapaku

Cara rancapaku hampir sama seperti cara cimindi. Namun, pematangnya dibuat dari tumpukan batu. Sementara itu, alat penempel telurnya terbuat dari rumput yang terapung.

D. Cara sumatera tengah

Kolam pemijahan dengan cara ini berukuran sekitar 5 m2. Bahan penempel telur terbuat dari ijuk yang dihamburkan. Penetasan telur dilakukan di kolam pemijahan. Setelah selesai memijah, induk dipindahkan terlebih dahulu. Lima hari setelah menetas, burayak dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva atau sawah, lalu kolam dikeringkan. Cara ini sudah jarang digunakan.

E. Cara dubbish

Cara ini berasal dari Jerman, yaitu dengan menggunakan kolam dengan luas sekitar 25—50 m2. Alat penempel telur yang digunakan adalah rumput yang sengaja ditumbuhkan pada bagian tengah kolam setinggi 40 cm. Pada bagian pinggirnya dibuat parit selebar 60 cm dari dasar pematang. Setelah memijah, induk dipindahkan ke kolam lain. Benih atau burayak ikan mas ditangkap setelah umur lima hari, lalu dipindahkan ke kolam pemeliharaan.

F. Cara hoffer

Cara ini merupakan perbaikan dari cara dubbish. Rumput ditumbuhkan di depan aliran air masuk untuk menghindari kekeruhan. Ketinggian air bervariasi, yaitu 40 cm pada aliran masuk dan 70 cm pada aliran air keluar. Di antara keenam jenis kolam pemijahan di atas, yang paling banyak digunakan adalah cara sunda. Kemudian, cara ini dimodifikasi dengan melakukan penetasan telur di hapa, yaitu kantong nilon berukuran 2 m x 2 m x 1 m. Sebelum digunakan, kakaban dicuci terlebih dahulu agar bersih dari lumpur dan kotoran yang menempel. Dengan melakukan penetasan telur di hapa, benih yang diperoleh bisa lebih banyak.

 

Sumber: Buku Aneka Kolam Ikan