Pertanianku – Cabai merah termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman ini merupakan herba tegak, tanaman menahun, memiliki akar tunggang, bercabang banyak, serta tingginya bisa mencapai 1—2,5 m. Cabai merah memiliki akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bagian batang yang muda berambut halus. Daunnya tersebar, helaian daun bulat telur memanjang atau elips berbentuk lanset, serta pangkal dan ujung daun meruncing. Bunganya merunduk dengan ukuran tangkai 10—18 mm. Bunga cabai berbentuk terompet kecil dan umumnya berwarna putih, tetapi ada pula yang berwarna ungu. Tabung kelopak cabai berusuk dengan bentuk lonceng. Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah, dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa keping-keping tidak berair. Biji terletak di dalam ruangan buah dan melekat pada plasenta. Biji berjumlah banyak.
- Syarat tumbuh
Tanaman cabai merah dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian 0—1.200 m dpl. Dengan demikian, tanaman ini toleran terhadap suhu tinggi maupun suhu rendah.
Jenis tanah andosol banyak mengandung bahan organik dapat ditanami cabai asalkan diolah dengan baik. Namun untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, sebaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sementara pH tanah yang dikehendaki antara 6,0—7,0.
- Penanaman
Perbanyakan tanaman cabai merah bisa dilakukan melalui bijinya. Biji untuk bibit dapat diperoleh dari buah tua yang bentuknya sempurna, tidak cacat, serta bebas hama dan penyakit. Untuk mendapatkan biji untuk bibit, buah cabai dibelah secara memanjang. Lalu, bijinya dikeluarkan dan dijemur. Setelah kering, biji cabai siap disemai.
Bila biji tidak langsung disemai dan akan disimpan, sebaiknya buah cabai dikeringkan dalam keadaan utuh. Bila sudah ingin disemai, bijinya yang kering dikeluarkan dari buahnya. Apabila biji sudah lama disimpan maka sebelum disemaikan sebaiknya direndam beberapa saat dahulu dalam air hangat. Ketika biji direndam akan menghasilkan biji yang tenggelam dan mengapung. Biji yang dijadikan sebagai bibit cabai adalah biji yang terendam dalam air tersebut. Biji yang mengapung jangan digunakan untuk bibit karena biji tersebut sudah rusak dan bila dipaksakan ditanam akan sulit tumbuh. Biji yang terpilih untuk ditanam sebaiknya direndam dalam larutan kalium hipoklorit 10% sekitar 10 menit.
Tindakan ini sebagai penangkal penyakit virus yang sering menyerang benih. Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50° C) selama semalam. Perendaman juga bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan benih.
Tahapan penyemaian, penanaman, dan perawatan cabai merah sebagai berikut.
– Semai benih cabai dalam wadah datar yang berisi media pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1.
– Selama persemaian, lindungi benih dari tiupan angin kencang, goncangan fisik, atau sinar matahari secara langsung.
– Pelihara benih yang telah disemai dengan menyiraminya secara rutin menggunakan sprayer halus agar pertumbuhannya baik. Biji akan tumbuh setelah 4—7 hari.
– Setelah berumur 30—40 hari, tanam bibit di tempat permanen, seperti pot/polibag berukuran besar atau vertikultur. Media tanam yang digunakan sama dengan media tanam penyemaian. Jika ditanam secara vertikultur, letakkan cabai di bagian atas. Hal ini karena tanaman cabai tidak terlalu rentan terhadap sinar matahari langsung. Cabai juga bisa ditanam di dalam pot secara soliter.
– Sulam tanaman yang mati pada tempat permanen tersebut. Penyulaman bertujuan agar pertumbuhan tanaman susulan tidak jauh berbeda dengan tanaman yang sudah tumbuh terlebih dahulu.
– Lindungi tanaman dari hama dan penyakit dengan cara penyemprotan biopestisida secara rutin.
– Bersihkan rumput pengganggu/ gulma di sekitar tanaman.
– Jaga ketersediaan air pada tanaman dengan cara menyiramnya setiap hari, terutama pada musim kemarau.
– Beri pupuk organik secara berkala untuk menjag kebutuhan unsur hara tanaman sehingga bisa menghasilkan cabai yang berkualitas.
– Lakukan pemanenan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Ciri cabai yang sudah dapat dipanen yaitu sebagian buahnya sudah berwarna merah. Cabai yang ditanam di dataran rendah lebih cepat dipanen (umur 70—75 hari) dibandingkan cabai dataran tinggi (umur 4—5 bulan). Setelah panen pertama, setiap 3—4 hari sekali bisa dilanjutkan dengan panen rutin. Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6—7 bulan.
Sumber: Buku 15 sayuran Organik dalam Pot