Pertanianku – Sesuai dengan namanya, rambutan memiliki kulit buah yang berambut (bulu), dari yang berbulu pendek hingga panjang. Warna kulit/rambutnya ada yang kuning, merah, dan hijau kekuningan. Rasanya ada yang asam hingga manis sekali. Buahnya besar berbentuk bulat hingga lonjong.
Rambutan banyak ditanam di pekarangan. Tanaman buah tropis asli dari Indonesia ini tidak hanya dijumpai di lahan, tetapi juga di pot. Tinggi tanaman di lahan bisa mencapai 6,5—7,5 m. Namun, di pot dapat tumbuh hanya mencapai 2—3 m. Selain itu, pohon rambutan memiliki banyak cabang dengan arah mendatar.
Untuk pertumbuhan yang prima, dibutuhkan lingkunganyang mendukung. Rambutan dapat tumbuh optimal di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 500 m dpl. Suhu lingkungan yang diinginkan 20—35o C dengan kelembapan udara rendah serta miskin uap air. Tanaman ini juga menyukai pancaran sinar matahari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes). Perbanyakan yang umum dilakukan dengan okulasi. Adapun perbanyakanya dengan susuan dan cangkok kurang efisien.
- Jenis Pilihan
Banyak sekali varietas unggulan buah rambutan yang telah dilepas, di antaranya rapiah (kecil dan berwarna hijau kekuningan), binjai (merah), lebak bulus (merah), garuda (besar, merah menyala), antalagi (merah), bahrarang (merah), dan sitangkue (merah).
Rambutan binjai memiliki rasa buah yang manis segar. Daging buah putih, kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat. Daging buahnya renyah karena kadar airnya sedikit dengan biji berukuran sedang.
Rambutan rapiah berdaging buah tebal, putih, agak kering, kenyal dengan biji kecil. Jenis ini memiliki rasa manis serta ngelotok ini dengan kulit bijinya agak melekat.
Rambutan antalagi mempunyai keunggulan berupa produktivitasnya tinggi, 160—210 kg/pohon. Buahnya bulat panjang, dan agak pipih dengan rambut agak pendek. Daging buah berwarna putih, dan ngelotok dengan kulit biji melekat dan kering. Rasanya manis dan aromanya agak harum.
Bijinya kecil berbentuk bulat panjang. Rambutan garuda dijuluki rambutan raksasa karena paling besar. Warnanya merah menyala. Daging buahnya berwarna putih, ngelotok, rasanya manis, dan renyah karena paling kering. Seperti halnya rambutan antalagi, produksi buahnya tinggi, 200—270 kg/ pohon/tahun.
- Bertanam di Pot
Siapkan pot drum yang bagian dasarnya telah dilubangi. Masukkan pecahan batu bata/genting/batako setebal 10 cm, lalu lapisi dengan ijuk/humus/daun-daun kering. Setelah itu, masukkan media tanam yang seminggu sebelumnya telah ditambahkan 100 g pupuk NPK 15 : 15 : 15, dan buat lubang tanam.
Siapkan bibit yang berasal dari okulasi dan telah berumur 8 bulan. Keluarkan bibit bersama media tanamnya dari polibag, lalu pangkas akar dan cabang yang tampak panjang serta gunting daun setengahnya. Masukkan bibit ke lubang dalam drum, lalu timbun dengan media tanam dan padatkan.
Siram tanaman dan media tanam sampai cukup basah. Setelah itu, letakkan tanaman di tempat yang teduh atau tutup dengan kantong plastik. Pindahkan tanaman di tempat yang terkena sinar matahari jika sudah tumbuh tunas-tunas baru dan lepaskan penutup plastiknya.
Sumber: Buku 20 Tabulampot Rajin Berbuah