Pertanianku — Sawo diduga berasal dari daratan Amerika Tengah, tanamannya terbilang sangat rajin berbuah lebat dan cukup mudah untuk ditanam. Tak heran, banyak pehobi tanaman buah yang tertarik untuk menanam sawo di pot. Selain itu, bentuk tajuk tanaman ini menarik sehingga dapat digunakan untuk menghias pekarangan rumah.
Tanaman buah ini juga bisa berbuah lebat meskipun ditanam di dalam pot. Sawo tumbuh subur di dataran rendah hingga tinggi dengan ketinggian 1.200 mdpl. Meskipun tanaman ini menyukai intensitas cahaya matahari yang tinggi, sawo juga toleran terhadap naungan atau keadaan teduh. Berikut ini beberapa tips menanam sawo di pot untuk Anda yang baru saja tertarik menanam buah ini.
Asal benih
Benih yang berasal dari biji atau perbanyakan generatif cocok digunakan untuk tanaman hias di pekarangan. Perakarannya akan kuat serta bentuk tajuknya indah, tetapi waktu yang dibutuhkan untuk menumbuhkannya cukup lama, sekitar 4—5 tahun. Sementara itu, bibit yang didapatkan dari perbanyakan vegetatif seperti cangkok jauh lebih cepat. Untuk sawo tabulampot, bibit cangkok lebih sering digunakan karena umur panen relatif genjah, yaitu sekitar setahun, bahkan bisa kurang.
Media tanam
Komposisi media tanam yang bisa Anda gunakan adalah campuran antara tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Atau, tanah, pupuk kandang, dan serbuk gergaji 1:1:1.
Pengairan
Penyiraman tanaman cukup dilakukan 1—2 kali sehari dan media tanam di dalam pot harus dijaga agar tetap lembap atau mengalami kelebihan air. Cara penyiraman pohon sawo dilakukan dengan mengairi seluruh bagian tanaman hingga terlihat bersih. Sebaiknya, lakukan penyiraman diiringi penggembor atau nozzle.
Penyiangan dan pendangiran
Setelah tanaman berumur 1—2 bulan, tanaman perlu dilakukan penyiangan rumput dan gulma yang tumbuh mengganggu tanaman. Sementara itu, pendangiran dilakukan pada saat media tanam sudah terlihat memadat dan banyak gulma. Pendangiran dilakukan dengan mengored tanah.
Pupuk
Sekitar 3 bulan sebelum musim hujan, tanaman diberikan pupuk NPK dengan perbandingan 15:20:20. Setelah itu, lakukan pengeringan secara berselang-seling. Pengeringan tersebut dilakukan dengan cara tidak menyiram tanaman selama seminggu, lalu disiram sedikit demi sedikit selama 3 hari, kemudian keringkan lagi selama seminggu. Teknik ini dilakukan terus-menerus sampai muncul tunas baru untuk pembungaan. Anda juga bisa menggunakan zat pengatur tumbuh seperti Dekamon atau Atonik.