Tips Mencegah Kerusakan pada Sayuran yang Sudah Dipanen

Pertanianku — Sayuran yang sudah dipanen atau sedang dalam masa pascapanen dapat mengalami kerusakan akibat tindakan penanganan yang salah. Kerusakan tersebut tentu saja dapat menyebabkan kualitas sayur menurun, padahal semula kualitas hasil panen terbilang bagus. Oleh karena itu, petani perlu mencegah kerusakan pada sayuran melalui tindakan penanganan pascapanen yang tepat.

kerusakan pada sayuran
foto: Pertanianku

Kehilangan pascapanen di Indonesia masih begitu besar, sekitar 40 persen. Kehilangan tersebut biasanya terjadi karena penurunan kualitas standar. Kehilangan dapat terjadi dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu pada penanganan pascapanen yang dilakukan secara tradisional.

Faktor-faktor yang menyebabkan kehilangan pada sayuran, di antaranya suhu, tingkat kelembapan nisbi, komposisi udara, etilen, cahaya, serta fungsida dan zat pengatur tumbuh. Sementara itu, untuk mencegah kerusakan pada sayuran dapat dilakukan melalui manajemen suhu dan pengaturan kelembapan nisbi.

Manajemen suhu

Setiap kenaikan 10°C di atas optimum, kerusakan sayuran meningkat menjadi 2—3 kali lipat. Oleh karena itu, manajemen suhu menjadi langkah penting untuk memperpanjang masa simpan komoditas. Manajemen suhu dapat dilakukan dengan hydrocooling (pendinginan dengan air), mencampur dengan es, memberikan es di bagian atas, pendinginan evaporatif, pendinginan ruang penyimpanan, pendinginan udara, pendinginan vacuum, dan pendinginan hydrovacuum.

Ruang penyimpanan dingin yang akan digunakan harus memiliki konstruksi ruang yang bagus, lantainya kuat, pintu berfungsi dengan baik, penyebaran udara dingin merata, alat ukur, kumparan pendingan yang cukup luas, dan kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan.

Pengaturan kelembapan nisbi

Kelembapan nisbi dapat memengaruhi kecepatan kehilangan air pada komoditas sayur, pembusukan, kerusakan fisiologis, dan keseragaman pematangan. Kelembapan nisbi yang baik untuk sayuran sekitar 90—98 persen, kecuali pada jenis bawang-bawangan yang kering sekitar 70—75 persen.

Untuk menjaga kelembapan nisbi agar tetap stabil, Anda bisa melakukan penyemprotan air atau uap air dengan humidifier, mengatur aliran udara dan ventilasi ruang penyimpanan, mengatur suhu pendinginan, memberikan lapisan kedap air pada instalasi ruang penyimpanan, menyiram lantai ruang penyimpanan, menghancurkan es di dalam wadah pengiriman, serta membasahi komoditas dengan air selama masa pemasaran eceran terutama pada sayuran daun dan sayuran buah yang belum tua.