Pertanianku — Sampah memang sangat identik dengan bau yang tidak sedap. Hal ini membuat sebagian kalangan merasa sungkan untuk mengolah sampah agar dapat digunakan kembali, Padahal, sampah organik merupakan pupuk yang mudah didapatkan untuk menambah nutrisi pada tanaman. Namun, ada tips jitu mengolah sampah tanpa bau.

Tempat pembuangan sampah yang menampung sampah dari berbagai rumah tangga tidak jarang mendapatkan protes dari masyarakat sekitar karena bau yang tidak sedap. Untuk mengolah sampah tanpa bau sebenarnya cukup mudah. Anda bisa menyemprotkan larutan asap cair untuk menghilangkan bau yang mengganggu.
Asap cair merupakan hasil yang didapatkan dari pembakaran kayu atau tempurung kelapa dari proses pembuatan arang. Asap tersebut nantinya akan masuk ke proses destilasi sehingga menghasilkan cairan yang disebut asap cair. Pembuatan asap cair sendiri terbilang cukup mudah.
Untuk pengaplikasian asap cair pada sampah dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Campur satu liter asap cair dengan air bersih sebanyak 4 gayung.
- Semprotkan larutan tersebut ke seluruh permukaan tumpukan sampah.
- Asap cair yang telah disemprotkan akan mampu menghilangkan bau sampah yang tidak sedap sehingga tidak akan mengundang binatang seperti tikus dan lalat.
Sampah dapat Anda olah dengan membaginya menjadi dua bagian, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk dengan cara memasukkan seluruh sampah organik ke cetakan kayu berukuran 60 cm × 120 cm × 60 cm. Sampah yang berada di dalam cetakan kayu, lalu ditekan atau dipadatkan dengan cara diinjak-injak.
Setelah sampah padat, siramkan larutan efektif mikroorganisme (EM) ke seluruh permukaan sampah organik hingga merata. Hal ini berguna untuk membantu proses penguraian menjadi lebih cepat. Penyiraman EM dilakukan setiap sampah kering sehingga keadaan sampah harus basah.
Selanjutnya, sampah ditutup dengan terpal selama 1 bulan agar matang. Setelah matang, sampah dikeluarkan dari cetakan, lalu dimasukkan ke alat penyaringan berbentuk tabung yang diselimuti kawat berdiameter lubang 5 mm dan dipasang secara diagonal. Saring sampah sebanyak tiga kali hingga yang tersisa adalah sampah yang masih kasar.
Sampah yang masih kasar dimasukkan lagi ke tumpukan sampah organik yang masih dalam proses penguraian. Pupuk yang sudah halus dapat langsung dimasukkan ke karung atau wadah.