Pertanianku — Jika Anda hendak berkebun cabai, tanah yang akan ditanami perlu diolah terlebih dahulu agar sesuai dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu, Anda memerlukan tips mengolah tanah yang baik dan benar agar tanaman cabai bisa berproduksi secara maksimal.
Pada prinsipnya, tanaman cabai memerlukan tanah yang gembur, tidak liat, tidak terlalu porous, dan kaya akan bahan organik. Berikut ini tips pengolahan tanah untuk tanaman cabai.
Penggemburan tanah
Cara menggemburkan tanah di sawah cenderung berbeda dengan lahan tegalan. Penggemburan tanah di lahan sawah dapat dilakukan dengan cara jerami sisa panen dibabat habis dan dibakar. Setelah jerami menjadi abu, lahan tersebut dibajak atau dicangkul hingga tanah menjadi gembur, lalu beri pupuk dasar sekaligus buat bedengan.
Sementara itu, penggemburan di lahan tegalan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.
- Pembalikan tanah dilakukan dengan alat bajak, tanah bagian bawah dibalik ke atas dan tanah bagian atas yang kaya dengan bahan organik dibalik ke bawah. Dengan begitu, lapisan tanah bagian atas yang terdiri atas lapisan tipis sisa tumbuhan menjadi ikut terbalik ke lapisan bawah.
- Selanjutnya, lakukan pencangkulan agar bongkahan tanah menjadi hancur sehingga tanah bagian bawah dan tanah bagian atas bercampur rata.
- Setelah hancur dan gembur, tanah diratakan dengan garu.
- Kemudian buat petakan atau guludan berikut parit atau selokan yang mengelilingi lahan. Fungsinya, sebagai penampung air, pembuang air, dan pemasukan air.
- Secara umum, kedalaman pencangkulan untuk tanaman cabai sekitar 30 cm.
Pemberian pupuk dasar
Lahan yang akan ditanami cabai perlu diberi pupuk dasar sebagai pemupukan awal. Umumnya, pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang atau kompos dan NPK. Dosis pemberian pupuk harus disesuaikan dengan pH tanah. Tanah perlu dinetralkan karena pada pH netral semua hara yang diperlukan tanaman dapat diserap oleh akar secara berimbang.
Pencangkulan ulang
Pencangkulan ulang bertujuan agar pupuk dan tanah dapat bercampur dengan rata. Kedalaman pencangkulan antara 20—30 cm. Setelah itu, lahan dibiarkan selama seminggu agar tanah dan pupuk saling bereaksi dan jasad renik yang diperlukan tanaman, terutama yang berasal dari pupuk kandang atau kompos, dapat berkembang biak terlebih dahulu.
Dengan cara tersebut, tingkat kesuburan tanah akan cukup memadai sehingga bibit yang ditanaminya nanti diharapkan dapat menjadi tanaman yang berproduksi dengan baik.