Pertanianku — Perkembangan zaman memberi dampak perkembangan pula pada dunia pertanian. Satu metode yang digunakan oleh para petani untuk mengurangi kematian bibit, yaitu dengan menggunakan media persemaian hortikultura.

Biasanya, metode ini digunakan pada tumbuhan tomat, selada, sawi, dan sebagainya. Proses ini memerlukan tempat yang terpisah dengan kondisi lapangan penanaman yang sesungguhnya dan juga memerlukan perlakuan khusus. Media persemian yang biasa digunakan adalah tray, polibag, cetak, atau bedengan jika bibit dalam jumlah masal.
Cara membuat media tanam hortikultura
Tanah bagian atas (top soil) disarankan menggunakan tanah hutan atau tanah yang berasal dari sekitar tumbuhan bambu. Selain itu, bisa dicampuri dengan tanah lempung yang digunakan sebagai perekat antara tanah biasa dan pasir.
Adapun pasir sendiri digunakan sebagi media porositas akar-akar kecambah baru yang masih lembut. Bisa juga diberikan tambahan pupuk organik atau pupuk kompos yang sudah matang, tetapi lebih baik pipih pupuk yang benar-benar halus. Oleh karena itu, lakukan pengayakan terlebih dahulu untuk memperolehnya.
Campurkan tanah dan pupuk organik dengan komposisi 1:1, atau tergantung kondisi yang sedang terjadi. Setelah pencampuran, bisa dilakukan pengecekan apakah sudah solid atau belum dengan mencampurkan dengan air, yaitu dengan pengepalan tanah tersebut tidak ambrol tetapi kondisinya becek.
Siapkan media persemaian
Campurkan tanah bagian atas dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang dengan perbandingan 1:1. Jika menggunakan persemaian tray, masukkan media tanah pada tray dan padatkan agar tanah bisa mencengkeram tanaman, maka tray siap digunakan. Jika menggunakan persemaian polibag, masukkan media tanah dengan menambah arang sekam dengan komposisi 1:1 pada polibag, maka polibag siap digunakan.
Sementara, jika menggunakan persemaian cetak, media tanah yang sudah disiapkan tadi disiram menggunakan air agar tanah bisa solid dan mudah dibentuk serta tidak mudah ambrol. Untuk membuat tanah berbentuk kotakan-kotakan kecil, gunakanlah cetakan. Kemudian, lubangi sedalam 1—2 cm untuk memasukkan benih dan siap digunakan.
Untuk membuat persemaian dalam jumlah besar bisa juga menggunakan bentuk bedengan. Buat media tanah dengan mencampurkan tanah bagian atas dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1.
Buatlah bedengan dan campurkanlah media tanah tadi pada bagian atas dengan ketebalan campuran sekitar 5—7 cm, terutama tanaman yang baru proses pertumbuhan. Siram bedengan dengan menggunakan air secukupnya dan lakukan penyebaran bibit di atas bedengan tersebut.
Buat tutup bedengan menggunakan bambu penyangga yang dilengkungkan dan ditutup menggunakan paranet jika bedengan dibuat untuk permanen. Namun, jika hanya dibuat sementara, cukup menggunakan plastik bening. Cara ini dilakukan untuk melindungi bibit dari guyuran air hujan. Biasanya cara ini digunakan untuk tumbuhan yang memiliki siklus pertumbuhan yang pendek seperti sawi dan caisim.