Pertanianku – Benih binuang berasal dari buah. Musim berbuah terjadi bulan Desember—Januari dan Mei—Juni. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah masak secara fisiologis. Cirinya, warna buah hijau tua sampai kehitaman. Buah yang berkualitas baik didapat jika langsung dipetik ketika masih di atas pohon. Secara alami, buah masak akan terbuka ketika masih di atas pohon dan benih akan jatuh beterbangan. Benih juga dapat diambil dari buah utuh yang jatuh di lantai hutan. Buahnya berukuran kecil, yaitu 69 mm x 11—14 mm. Dari satu untai buah binuang (±100 butir buah) akan menghasilkan benih sebanyak ±1,4 g. Setiap gram benih berisi sekitar 970.000—110.000 biji.
Buah yang sudah dikumpulkan kemudian dijemur selama tiga hari. Setelah dijemur, kulit luar buah akan menggulung dan kulit dalampecah sehingga benih keluar. Untuk memisahkan benih dengan serasah dilakukan penyaringan dengan ayakan tepung. Kegiatan seleksi dan sortasi dilakukan dengan cara menyaring benih dengan ayakan yang berukuran 210 mikron (0,0210 mm atau 6,5 mesh).
Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah campuran pasir dan tanah halus dengan perbandingan 1 : 1. Kecambah yang baik dapat dihasilkan dengan menggunakan media sabut kelapa. Akan tetapi, pada umur tiga minggu harus dipindahkan ke media yang cukup mengandung unsur hara. Benih yang telah dicampur dengan pasir halus ditaburkan di atas media perkecambahan. Bak perkecambahan kemudian ditutup dengan plastik transparan yang dilapisi shading net. Benih bagus akan berkecambah satu minggu sejak penaburan. Setelah kecambah berumur satu minggu maka plastik penutup dibuka.
Kecambah yang telah berumur tiga minggu di bak tabur sebaiknya segera dipindahkan ke bedeng semai atau media lain yang kaya unsur hara. Bibit siap disapih ke polibag setelah tingginya mencapai 3—5 cm atau sudah memiliki empat daun. Media semai menggunakan campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1 ditambah dengan pupuk TSP 1 sendok makan/m3 media. Pada awal penyapihan, bibit perlu diberi naungan selama satu minggu, selanjutnya bibit memerlukan cahaya penuh.
Sumber: Buku Bisnis dan Budidaya 18 Kayu Komersial